PARIGI MOUTONG, Celebespos.com – Kepala Badan Pangan Nasional RI melalui Kepala Biro Organisasi, SDM dan Hukum, Anas Yalitoba memenuhi undangan masyarakat Parigi Moutong dalam acara penanaman dan panen hasil uji coba sorgum, di Desa Sigenti Barat, Kec. Tinombo Selatan, Rabu (5/10/2022) waktu setempat.
Mengawali sambutannya, Ka Biro, Anas Yalitoba mengemukakan bahwa, saat ini dunia menghadapi ancaman krisis komoditas pangan yang mengakibatkan kenaikan harga pangan. Oleh karena itu, Anas menghimbau, perlu adanya rencana besar dalam menghadapi ancaman tersebut salah satunya dengan memanfaatkan bahan pangan alternatif.
“Banyak pilihan yang bisa kita kerjakan di negara ini, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah ini diantaranya melalui diversifikasi pangan, bahan pangan alternatif, tidak hanya bergantung pada beras,“ ucap Anas Yalitoba.
 
Doktor lulusan ilmu pemerintahan Universitas Satyagama itu mengatakan, sorgum adalah salah satunya yang merupakan bahan pangan alternative yang juga diklaim sangat baik dikonsumsi penyandang diabetes, dikarenakan kandungan gulanya yang rendah.
“Bagi mereka yang tengah melakoni diet, sorgum juga bisa jadi kawan bersantap yang ideal. Perut terasa kenyang lebih lama karena kandungan seratnya yang tinggi,“ ungkapnya.
Lanjut, kegiatan penanaman perdana tanaman sorgum dan sekaligus panen hasil uji coba lahan demplot tanaman sorgum di Kabupaten Parigi Moutong ini merupakan kegiatan yang berpotensi untuk pengembangan penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pangan lokal sesuai potensi dan kearifan lokal disetiap wilayah di tanah air.
“Saat ini kita harus siap menghadapi krisis pangan yang melanda dunia Internasional, perlu adanya rencana besar dalam menghadapi ancaman tersebut, Pemerintah menargetkan tingkat inflasi nasional harus dikendalikan agar tetap di bawah 5% dengan menjaga daya beli masyarakat sehingga perekonomian dapat terus bergerak,“ kata dia.
Menurutnya, Badan Pangan Nasional telah berupaya keras untuk menjaga tingkat inflasi tetap berada di bawah angka 5%.
Selain itu mengembangkan pengendalian inflasi, yang mencakup antara lain :
(1) penetapan Peraturan Badan Pangan Nasional tentang HAP, HET, dan HPP.
(2) Monitoring ketersediaan pasokan dan harga pangan.
(3) Memobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit.
(4) Operasi pasar melibatkan stakeholders.
(5) penguatan infrastruktur hulu-hilir, dan
(6) koordinasi dan fasilitasi untuk pengendalian inflasi daerah.
Maka dari itu, sambung Anas, Badan Pangan Nasional selalu memastikan bagaimana Pangan dapat terjangkau dan dimanfaatkan oleh seluruh komponen masyarakat.
 
“Diperlukan sinergi dan kolaborasi dari hulu ke hilir lintas sektor untuk memastikan tata kelola sistem pangan yang sedang Badan Pangan Nasional lakukan,“ tambahnya.
Badan Pangan Nasional sendiri mendorong penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) dengan pangan lokal. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi komoditas pangan tertentu terutama yang harus dipasok melalui import.
Dengan mendorong pengembangan kebijakan pangan, diharapkan dapat menjaga tingkat inflasi sesuai target yang telah ditetapkan Presiden RI.
“Saya mengajak kita semua untuk bersinergi berkolaborasi dan menjadikan Sorgum menjadi salah satu pangan alternative dalam menjaga ketahanan pangan guna mewujudkan cita-cita mulia. Pangan Kuat, Indonesia Berdaulat“. terangnya.
Kegiatan penanaman dan panen hasil uji coba sorgum tersebut turut dihadiri perwakilan Pemprov Sulteng, Pemda Parimo, Lembaga Ketahanan Pangan Naroso Sulawesi Tengah, Para FKPD dan Instansi terkait serta undangan lainnya. (Kar)


 
							










