MAMUJU — Ditreskrimum Polda Sulbar berhasil menggulung delapan komplotan pelaku Hipnotis di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Berdasarkan hasil laporan yang diterima Ditreskrimum Polda Sulbar terkait kasus kriminal penipuan di Desa Bunde, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju pada 11 Februari 2024 dengan kerugian sebanyak Rp. 87.500.000 atas korban perempuan Ajare.
Diketahui, delapan orang yang di duga pelaku, saat ini telah diamankan di Mapolda Sulbar.
Hal itu, Direktur Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulbar Kombes Pol Nurhabri Nurdin Atjo membenarkan, memang ada sebanyak Delapan orang yang diamankan terkait kasus penipuan.
Para terduga pelaku, kata Ditreskrimum, meraka diamankan tim Jatanras Polda Sulbar berdasarkan laporan polisi nomor : LP/B / 05 / II / 2024 /SPKT/Polda Sulbar, Tanggal 12 Februari 2024.
“Jadi sebelum para pelaku diamankan di Karema, mereka pada aksi sebelumnya di Desa Bunde, para pelaku sempat kembali ke kampung halamannya di daerah Sengkang Sulawesi Selatan (Sulsel ) dan pada hari Senin 26 Februari 2024 para pelaku kembali melancarkan aksinya di Kelurahan Karema, Mamuju namun berhasil digagalkan oleh tim Jatanras dan berakhir di jeruji besi Mapolda,”jelas Kombes Pol Nurhabri Nurdin Atjo, saat pres rilis, Selasa (27/2/24).
Diketahui, modus pelaku melancarkan aksinya cukup beragam kadang berpura-pura sebagai sales marketing ataupun petugas yang mengurusi bantuan sosial Pemerintah tergantung kondisi korbannya.
Korban yang dijumpai biasanya akan diberikan kabar gembira bahwa telah mendapat bantuan berupa uang lalu pelaku meminta buku tabungan korban dengan alasan sebagai rekening penerima bantuan.
Setelah mengetahui total saldo korban, para pelaku kemudian meminta ATM korban lalu menyampaikan, korban akan di bukan rekening baru dan ATM baru dengan PIN yang sama.
“Dengan modus tersebut, para pelaku bisa meminta PIN ATM korban kemudian sengaja mengalihkan perhatian korban dengan foto bersama dan langsung menukarkan dengan ATM kosong yang telah disiapkan kemudian isi ATM korban disedot habis,”paparnya.
Dari delapan pelaku yang berhasil diamankan tiga diantaranya merupakan seorang wanita dan sudah pernah melancarkan aksinya di berbagai wilayah seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah aksinya berakhir di wilayah Sulawesi Barat (Mamuju).
Untuk uang hasil kejahatan sebelumnya sebanyak Rp. 87.500.000 diakui sudah terbagi. Pada proses pembagian tersebut penarikan dilakukan secara berjenjang yang pertama ditarik 10 juta kemudian dibagi 5 sisanya dikirim ke rekening S sebanyak 49 kemudian dibagi 5 kembali sedangkan 26 juta lainnya yang dikirim juga ke rekening S namun di ATM berbeda di nikmati sendiri oleh S.
Sementara itu, barang bukti yang diamankan petugas berupa Foto copy KTP dan KK, buku tabungan korban, kartu ATM, satu unit HP yang digunakan mengoperasikan aplikasi Brimo dan prinout rekening korban.
Adapun barang bukti lainnya 4 (empat) Tas Dompet, 8 (Delapan) Handphone Android, Uang tunai Senilai Rp.854.000, 2 (Dua) unit mobil merk Avansa hitam dan Honda brio kuning, 2 (dua) kalung emas dan 1 (satu) kalung imitasi dan 2 (dua) buah Regilator dan selang tabung gas. Dua mobil yang dirental juga diamankan petugas.
Sementara itu, Identitas pelaku yang diamankan Subdit II Ditreskrimum Polda Sulbar yaitu S (Perempuan), H (Perempuan), M (Perempuan), A, MS, SH, MW dan MF dengan pasal yang disangkakan 363 ayat 1 ke 4 dan/atau pasal 378 Jo pasal 55 ayat 1 ke 1 Jo pasal 56 ke 1 KUHPidana.
Ditreskrimum juga menegaskan akan terus melakukan pengembangan karena mereka diduga adalah sindikat cara main mereka rapih.
“Saya berharap agar masyarakat tidak cepat percaya kepada seseorang yang tidak dikenal apalagi memberikan identitas pribadinya,”imbuhnya. (Sudirman/Sulbar)