KESEHATAN

Usai Temui Pihak Ditjen PKH Kementan RI, Sigi Siap Jadi Kabupaten Bebas PMK

766
×

Usai Temui Pihak Ditjen PKH Kementan RI, Sigi Siap Jadi Kabupaten Bebas PMK

Sebarkan artikel ini
Foto : Pihak Ditjen PKH Kementan RI saat menerima kunjungan rombongan Ketua dan Anggota DPRD Sigi bersama pihak Pemda melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi di Jakarta. (Dok/Yesiah Ery Tamalagi)

DKI JAKARTA, Celebespos.com – Kabupaten Sigi siap menjadi Kabupaten bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kesiapan tersebut disepakati Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan), Moh. Akib Ponulele, disaksikan para unsur Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sigi, bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) diruang pertemuan lantai VI Ditjen PKH, di Jakarta, pada Selasa, (12/9/2023) sore.

Rombongan DPRD Sigi dipimpin Ketua, Moh Moh. Rizal Intjenae dan Wakil Ketua, Endang Hardianti bersama Abdul Rivai Arif (PKS), Abdul Rahman dan Maklon (NasDem), Ilham (Gerindra) dan Moh. Akib Ponulele (Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan). Sementara Ditjen PKH yang menerima rombongan terdiri dari drh. Ari Wicaksono (Direktorat Keswan), Netty Tobing (Direktorat Pakan), Marta (Direktorat Pengolahan Peternakan dan Pemasaran), Khaerudin (Direktorat Pembibitan dan Produksi Ternak) dan Widiah Cahyani (Direktorat Program).

“Saat ini kasus PMK sudah nol sejak mulai menular tiga bulan lalu. Tapi Afrika Swine Fever (ASF) sudah membuat 3000 babi mati, dan kerugian peternak tidak terhitung, termasuk peternak yang menggunakan KUR. Bahkan ada satu peternak yang harus kehilangan ternaknya 500 ekor,“ kata Akib Ponulele dan beberapa anggota dewan Sigi.

Perihal persoalan tersebut, Ditjen PKH melalui drh. Ari Wicaksono menjelaskan, jika African Swine Fever (ASF) sampai pertemuan terakhir ditingkat dunia mengakui vaksinnya belum ada yang betul-betul bisa menyembuhkan hewan yang tertular.

“ASF memang belum ada vaksin, karena virus ini menyerang antibodi sehingga lebih ganas dari virus Ebola dan Aids. Tapi kita bisa belajar dari peternak di Provinsi Jawa Tengah, dimana mereka memperkuat biosecurity, sejak dari farm, pakan sampai perdagangannya ditangani secara eksklusif. Vaksinnya memang belum ada yang bisa dilakukan adalah biosecurity. Ini bukan tidak bisa dilakukan teman-teman di Sigi,“ jelas drh. Ari.

Terkait PMK, drh. Ari mengingatkan jangan berpuas diri jika saat ini angka PMK sudah nol.

“Walaupun sudah nol, tapi ini bisa terulang lagi seperti pengalaman di daerah lain karena penyakit ini laten. Untuk Sigi kita punya data dari target 60 ribu baru 103 yang di vaksin. Saya mengajak kita yang hadir saat ini ayo optimalkan vaksinasi sampai 80 persen. Kalau ini berhasil Sigi bisa jadi daerah bebas PMK sehingga bisa bebas antar pulau dan sentra sapi untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) nantinya dan juga berdampak bagi produk turunannya,“ ajak drh. Ari.

Atas ajakan tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama pimpinan dan anggota DPRD Sigi sepakat mewujudkannya dalam waktu dekat.

“Ini tantangan yang positif, kita akan mewujudkan hal ini, bagaimana tekhnisnya dilapangan segera kita rapatkan sepulang dari sini,“ kata para anggota dewan Sigi dan Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sigi merespon hal tersebut.

Selain itu, sejumlah langkah strategis terhadap pengembangan peternakan di Kabupaten Sigi dibahas serius dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam, termasuk optimalisasi lahan peternakan seluas 58 hektar di wilayah Tandau.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *