KESEHATAN

Peninjauan Desa Lokus “Banua Ntovea” Sibalaya Barat

984
×

Peninjauan Desa Lokus “Banua Ntovea” Sibalaya Barat

Sebarkan artikel ini

SIGI – Celebespos.com Desa Sibalaya Barat, Kecamatan Tanambulava merupakan salah satu desa yang menjadi prioritas penanganan stunting di Kabupaten Sigi tahun 2020.

Olehnya itu, Kepala Puskesmas Kamaipura dr. Diah Ratnaningsih dalam pemaparannya saat acara kegiatan peninjauan desa lokus Aksi Penurunan Stunting “Banua Ntovea” pada Kamis (1/10/2020), yang dihadiri langsung ketua tim panelis aksi penurunan Stunting Provinsi Sulawesi Tengah Huriah Hasanuddin Atjo serta didampingi tim peninjau dari kesehatan, mengatakan bahwa salah satu bentuk menuju desa sehat dalam program kami yakni melalui inovasi Banua Ntovea (Rumah Sayang). Dimana program ini terbentuk sejak adanya rembuk Stunting.

Banua Ntovea atau rumah sayang, setiap minggunya rutin dilakukan pengecekan/pemantauan penimbangan dan ukuran tinggi badan terhadap balita penderita Stunting tersebut. pihaknya terinspirasi dalam membuat inovasi rumah-rumah kecil yang disuguhkan didepan rumah warga guna pemberian asupan makanan tambahan dari desa.

Lanjut dikatakan Diah, tambahan inovasi lainnya yang tak kalah penting yaitu KUTANAM JAHE yang dalam artian yakni Kurangi Stunting Tanambulava Jaya, Sehat dan Energik. Dengan misi 1 (satu) Kecamatan Tanambulava yang berarti Kecamatan Jahe, yang bertujuan mengajak warga untuk menanam jahe.

“Jahe juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas tubuh yang bisa melawan virus corona di era pandemi sekarang ini. Program ini sebenarnya sudah lama berjalan diwilayah kerja Puskesmas Kamaipura Desa Sibalaya Barat, terlebih inovasi ini juga didukung serta di support oleh pihak NGO dan disini para warga diwajibkan memiliki tanaman jahe disekitar rumahnya, yang bertujuan agar peningkatkan berat badan bagi balita penderita stunting bisa terwujud kembali,” terangnya.

Ditempat yang sama, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dr. Rika F. Sakaruddin, mengungkapkan bahwa lokus ini berdasarkan kajian kriteria melalui data cakupan program intervensi percepatan penurunan stunting yakni jumlah stunting, data kesehatan ibu dan anak, konserling gizi, kebersihan, pengasuhan orang tua, kondisi air minum dan sanitasi, data Paud, perlindungan sosial, hingga data ketahanan pangan.

“Walaupun didesa itu tidak ada bayi penderita stunting namun mencakup kriteria pendukung dalam penanggulangan stunting maka termasuk dalam desa lokus tersebut,” tutur dr. Rika.

“Hal ini sebagai upaya dalam memutus mata rantai siklus kemiskinan dan kekerdilan di Kab.Sigi,” ujarnya.

Sementara itu, Huriah Hasanuddin Atjo selaku ketua tim panelis aksi penurunan Stunting Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan penilaian kinerja pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi, merupakan proses penilaian kemajuan kinerja Kabupaten/Kota dalam melakukan upaya untuk memperbaiki konvergensi intervensi gizi (spesifik dan sensitif). Tujuan penilaian kinerja yaitu memberikan informasi tentang aspek kinerja apa saja yang sudah baik atau masih perlu ditingkatkan dari setiap Kabupaten/Kota.

“Dengan adanya penilaian ini, diharapkan stunting di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya bagi Kabupaten Sigi dapat berkurang,” tutupnya.

Diakhir acara pihak Puskesmas Kamaipura Sibalaya Barat Kec.Tanambulava memberikan sertifikat penghargaan yang bertuliskan “Lulus Aksi Ekslusif 6 Bulan” kepada warga setempat.(Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *