BERITAEKONOMINASIONAL

Patuhi Protokol Kesehatan, Kemenko Perekonomian Gelar Salat Jumat Perdana di Kantor

1114
×

Patuhi Protokol Kesehatan, Kemenko Perekonomian Gelar Salat Jumat Perdana di Kantor

Sebarkan artikel ini

JAKARTA -Kantor Kemenko Perekonomian menggelar ibadah salat Jumat perdana di masa WFO Terbatas hari ini, Jumat (5/6). Penyelenggaraan ibadah tersebut dilakukan dengan protokol ketat pencegahan Covid-19. Seperti diberitakan sebelumnya, Sejak Rabu 27 Mei 2020 pekan lalu, Kemenko Perekonomian telah menerapkan sistem kerja Work From Office (WFO) secara terbatas.

Langkah ini dilakukan sejalan dengan upaya pencegahan penularan Covid-19 dan sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia terkait penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah Covid-19. Secara teknis kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Kemenko Perekonomian Nomor KP/23/SES.M.EKON/06/2020.

Dalam surat edaran tersebut diatur mengenai ketentuan mengikuti ibadah salat Jumat antara lain menggunakan masker, berwudu dari ruang kerja masing-masing, membawa alat ibadah pribadi, dan tidak berjabat tangan sebelum dan sesudah pelaksanaan salat Jumat.

Barisan dalam salat juga diatur berjarak minimal 1 meter. Usai melaksanakan ibadah, peserta salat Jumat dihimbau segera meninggalkan tempat salat dan menghindari kerumunan, serta antri menaiki lift atau tangga dengan tetap menjalankan physical distancing.

Merawat Takwa Hingga Akhir Hayat

Khatib K.H. Mohammad Rosyad dalam khotbahnya menyampaikan kiat-kiat merawat ketakwaan. Ia menyampaikan peran penting takwa dan istiqomah dalam iman Islam hingga akhir hayat. Mengutip dari buku “Tarbiyah Ruhiyah”, khatib menyampaikan 5 hal penting untuk mewujudkan takwa dan merawatnya.

Pertama, khatib menyampaikan bahwa hendaknya setiap manusia mengingat-ingat ikrar yang senantiasa diucapkan dalam salat. Ikrar tersebut ada dalam surat Al-Fatihah ayat 5-6.

Kedua, hendaknya setiap manusia ber-Muraqabah atau merasakan keagungan Allah SWT di setiap waktu dan keadaan, dalam sepi maupun ramai. Dengan melakukan Muraqabah manusia akan senantiasa merasa dalam pengawasan Allah SWT.

Ketiga, hendaknya manusia senantiasa melakukan Muhasabah atau intropeksi diri yaitu dengan mempertanyakan benar atau tidaknya setiap amal ibadah yang dilakukan serta melakukan perhitungan antara amal ibadah dan dosa. Dengan muhasabah ini khatib menyampaikan bahwa manusia akan terbebas dari penyakit hati.

Keempat, hendaknya manusia memberikan sanksi kepada dirinya berupa perbuatan baik jika telah melalaikan Allah dan melakukan dosa.

Kelima, hendaknya manusia ber-Mujahadah atau bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah, karena ibadah merupakan tujuan penciptaan manusia. (kun/iqb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *