PALU, Celebespos.com – Sesaat usai fardhu Ashar, NasDem Kota Palu yang baru saja gelar Rapat DPD di Kantor DPD Partai NasDem Kota Palu, Jl. Gunung Tinombala No. 23 Talise, Kota Palu ini, lanjut geber diskusi programatik dengan hadirkan Dr. Ir. Nur Sangdaji, DEA, akademisi Universitas Tadulako Palu yang dikenal ‘humble’ serta akrab dengan aktivis ini, Rabu (23/6/2021) waktu setempat.
Diberitakan, Rapat Dewan Pimpinan Daerah Kota Palu sebelumnya, rampungkan agenda perluasan struktur kepengurusan tingkat DPD.
Diikuti oleh 19 orang pengurus DPD dan sejumlah Pimpinan Sayap/Badan Partai tingkat Kota Palu, antara lain Ruslan Umar, Ketua BAHU Kota, Muliadi, Ketua GEMURUH Palu, dan Safrul Paresa, Koordinator Badan Rescue, serta 2 (dua) dari 4 (empat) Anggota DPRD Kota dari Fraksi NasDem, Rudi Permesta Mustaqim dan Imam Darmawan, diskusi berlangsung lebih 1,5 jam hingga jelang azan Maghrib.
Topik diskusi berfokus pada satu titik, pemanfaatan mangrove sebagai benteng tsunami bagi Teluk Palu. Tentu ini mengundang tanya, apalagi yang terlihat adalah _project_ Tanggul Teluk Palu di sepanjang wilayah SILEBETA (Silae, Lere, Besusu dan Talise) sudah masuk ke tahap lanjutan, yakni _Elevated Road_ artinya jalan yang diangkat.
“Ya harapan kami, tidak semuanya tanggul. Tapi bisa di selang-seling, tanggul – mangrove – tanggul – mangrove dan ada tempat seperti dermaga atau tambatan perahu untuk Nelayan.” Ucap Kasmudin, Wakil Ketua Bidang Maritim ditengah diskusi.
Dengan gaya yang khas, Kak Nur Sangadji (sapaan akrab beliau) menjawab, “Saya sangat bersyukur ada Partai Politik yang peduli dengan Community Need. Tidak hanya peduli soal kontestasi Pemilu, tetapi juga memikirkan “Kebutuhan Masyarakat” seperti halnya tanggul dan mangrove sebagai benteng tsunami di Teluk Palu.”
“Saya pernah dipanggil oleh Badan Pengawas Pemilu karena sering “silaturahim” dengan Partai Politik. Tetapi saya tidak gentar. Sebab alasan saya jelas, kalau ilmuwan tidak bisa bersilaturahim dengan Partai Politik, lalu kepada siapa mereka (politisi) akan bertanya?” Lanjut Kak Nur Sangadji.
Diskusi terus berlanjut tentang bagaimana pemanfaatan tanggul atau APO (Alat Pemecah Ombak) sebagai penahan lumpur yang kelak bisa dimanfaatkan sebagai media tanam mangrove seperti yang pernah disampaikan KTH Gonenggati Jaya Kabonga Besar dalam ruang diskusi berbeda. Hal itu dibenarkan, meski Kak Nur Sangadji mengatakan disiplin ilmunya bukan pada kategori pengamatan ombak dan lainnya, tetapi logikanya ada. Tanggul atau APO bisa menahan abrasi pantai dan menjaga lumpur tetap tinggal.
“Nanti saya akan ajak beberapa kawan saya yang memang disiplin ilmunya dibidang itu, kita bisa gali dan diskusi lebih mendalam lagi soal ini.” Tutup Kak Nur Sangadji diakhir sesi diskusi. (Ist/Kar)