SIGI, Celebespos.com – Adanya kasus pengusiran terhadap ke empat wartawan atau jurnalis di Kota Palu yang ingin melakukan live streaming pada perayaan puncak upacara Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke 62 di Halaman Kantor Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah (Kajati Sulteng) oleh Aspidum Kajati Sulteng, Fitrah baru – baru ini, nampaknya mendapatkan tanggapan serius dari petinggi partai di daerah-daerah. Salah satunya Ketua Partai DPD PSI Kabupaten Sigi, Sofyan.
Sofyan mengatakan, pihaknya memang mendapatkan laporan dari sejumlah awak media, jika ada salah satu pihak Kejaksaan di lingkungan Provinsi Sulawesi Tengah yang telah dinilai melakukan pengusiran saat akan melakukan peliputan (live Streaming).
“Boleh dibagikan di sosmed sdh ini broooo ?,“ tanya Ketua DPD PSI Sigi pada media ini, Minggu (24/7/2022) tengah malam.
Menerima pertanyaan oleh salah satu petinggi partai, pihak Celebespos.com pun langsung menjawab dengan mengatakan, boleh/siap.
“Siap..,“ jawab Wartawan tersebut.
Pers, kata Sofyan, memiliki tugas
melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Dengan adanya pers, sambungnya, segala informasi bisa sampai kepada masyarakat, bahkan sampai tingkatan paling bawah.
“APA JADINYA KETIKA PEJABAT PUBLIK TIDAK MEMBERIKAN CONTOH YANG BAIK. APALAGI SAMPAI MENGUSIR AWAK MEDIA DALAM MENJALANKAN TUGASNYA,“ tulis Sofyan, menyahuti perkembangan berita soal pengusiran terhadap wartawan di Kota Palu yang beredar di media masa.
Sofyan pun berharap, kiranya kasus tersebut dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
“HARAPAN SAYA AGAR KASUS INI HARUS DITINDAK TEGAS, TINGGALKAN KEBIASAAN KEBIASAAN YANG TERKESAN OTORITER,“ tulisnya lagi.
Sebelumnya, tindakan arogansi Aspidum itu dilakukan kepada tim wartawan live streaming yang hendak melakukan peliputan.
Hal itu bermula pada saat sejumlah tim wartawan live streaming yang tergabung di beberapa media di Kota Palu hendak melakukan peliputan dan live streaming pada kegiatan HBA ke 62 di Kejati Sulteng atas permintaan pihak penerangan hukum (penum) Kejati Sulteng.
Salah seorang wartawan tim live streaming yang juga ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulteng, Moh. Iqbal atau yang akrab di sapa Ballo, sekira pukul 06.00 Wita berada di lapangan Kejati Sulteng sedang mengatur peralatan live seperti kabel, kamera dan alat-alat lainnya .
Sekitar pukul 06.30 Wita pada saat Ballo sedang merapikan kabel kamera tiba-tiba Aspidum Kejati Sulteng, Fitrah datang dan langsung menegur dengan nada tinggi.
Padahal, saat itu seluruh peralatan live streaming sudah siap onair hanya tinggal menunggu kabel-kabel yang melintas di jalan masuk ke lapangan upacara dirapikan.
“Sabar Pak, sementara kita rapikan biar tidak mengganggu,” kata Ballo sambil merapikan kabel untuk dilakban.
Sayangnya, penjelasannya itu malah membuat pejabat Kejati Sulteng itu tak puas. Tidak hanya membentak, Fitrah juga menyuruh tim live streaming untuk pulang.
“Buat apa kalian disini. Tidak becus, kalian pulang saja!” cetusnya.
Sharfin yang juga tim live streaming menjawab hardik kasar itu dengan menyebut bahwa mereka bukan anak buah kejaksaan yang seenaknya dimarahi.
“Pak, kami ini wartawan. Itu Abdee Mari dari tvOne, Ikbal yang Bapak marahi ini wartawan CNN, saya dari NET dan Dhani itu dari RTV. Kami kesini karena membantu pihak Penkum!,“ jelas Sharfin.
Namun Fitrah terus ngotot dengan nada kasar dan mengusir. Merasa diperlakukan kasar dan ungkapan mengusir akhirnya koordinator live streaming Abdee Mari meminta tim live streaming untuk tidak melanjutkan peliputan dengan meninggalkan lokasi. Demikian kata Abdee. (Kar)