celebespos.com Sigi – proyek Sitem Penyediaan Air Minum (SPAM) pasca bencana alam Pasigala sejauh 150 KM dibandrol senilai Rp. 555.571.000.000 yang dikelolah entitas korporasi perusahaan BUMN, proyek itu diduga menyisahkan jejak penimbunan pipa HDPE disejumlah titik bahu jalan poros Palu – Bangga sepanjang – + 6 KM, ambruk dan berlobang.
hal itu menimbullan kekhawatiran para pengguna jalan dan berpotensi rawan kecelakaan.
Runut rekam jejak Proyek SPAM atau Work For Pasigala Raw Water Transmision System Rehabilitation pasca bencana alam di Sigi 2018 silam. Proyek itu dikelolah oleh sejumlah entias Perusahaan BUMN yang juga didukung oleh kerja sama oprasi (KSO) dari berapa perusahaan suwasta lainnya.
Sayangnya hasil pekerjaan itu menyisahkan jejak penimbunan pipa jenis Higt Density Polythene (HDPE) sedalam 1.1/2 meter itu, disejumlah titik bahu jalan poros Palu – Bangga ambruk dan berlobang, diduga penimbunan semua pipa raksasa itu dikerjakan dengan serampagan dan asal-asalan.
Pantauan awak media, diketahui sejumlah titik bahu jalan tersebut, mengalami ambruk atau jebol hingga membentuk lobang yang cukup dalam, hingga dikhwatirkan dapat membahayakan dan mengancam keselamatan para pengguna jalan.
Indikator dibeberapa titik leandscape pada bentangan bahu jalan poros Palu-Bangga itu, banyak terdapat ukurukan berlobang, disinyalir penyedia jasa (kontraktor) saat memprospek aksenitas penimbunan pipa-pipa mutu HDPE itu, pengerjaannya ditimun dengan serampangan dan acak-acakan. Pasalnya pihak penyedia Proyek itu ditengarai tak menggunakan alat berat (storm wales) yang layak, sehingga menyebabkan jalur leandscape pada bahu jalan poros lintas Kabupaten tersebut mengalami ambruk (tanah turun) lalu membentuk liang yang kian dalam melebar dan dimana-mana.
Diantaranya, penampakan lobang yang cukup parah trersebut terdapat di bahu jalan Desa Beka, Desa Sibedi, Desa Padende di Kecamatan Marawola. Sedangkan lobang eks timbuman yang ambruk (tanah turun) lainnya terdapat juga disejumlah titik pada nahu jalan di Desa Pewunu Dolo Barat Sigi.
Menanggapi hal itu Syahrir Pakamundi salah seorang Lembaga Suadaya Masyarakat (LSM) Sigi yang juga selaku pemerhati Lingkungan, disinyalir karena terjadi kesalahan teknis dari beberapa pihak penyedia jasa dari afiliasi korporet BUMN beserta beberapa KSO perusahaan suwasta lainnya, atas ihwal maujud legel stending yang diperoleh, kemudian sejumlah penyedia (kontraktor) korporet BUMN yang juga didukung oleh sejumlah KSO perusahaan suwasta lain.
Pengelolahan proyek SPAM atau Work For PASIGALA Raw Water Transmision System Rhabilitation (WFPRWST) pasca bencana alam diproyeksikan oleh pihak penyelenggara yakni liding sektor BWSS lll Palu Sulawesi Tengah untuk dimobilisasi mengulik output pengelolaahan proyek SPAM. kurang padatnya penimbinan spill tanah buangan diatas galian sedalam 1.1/2 meter, sehingga material tanah dibawah permukaan tanah, “kata Syahrir.
Lanjut Sayahrir, sejumlah korporasi perusahaan BUMN terlibat dalam pengololaan proyek Sitem Penyediaan Air Minum (SPAM) pasca bencana alam sejauh 150 KM dibandrol senilai Rp. 555.571.000.000
Namun sungguh disayangkan, sistem pengolahan proyek SPAM terkesan amburadul, betapa tidak, hasil pemasangan atau selesai instalasi pipa-pipa kualitas utama HDPE disepanjah leandscape pada bahu jalan sejauh kurang lebih 6 kilo meter di jalan poros Palu – Bangga mengalami tanah turun atau ambruk hingga mengakibatkan lobang menganga dimana-mana disepanjang jalur itu.
Mestinya pihak penyedia jasa harus tanggap atas hasil penimbunan pipa-pipa itu, sejumlah titik bahu jalan dipelintasan Palu – Bangga menyisahkan pekerjaan yang diduga dikerjakan serampangan dan asal-asalan dan tak memimikirkan resiko dampak lingkungan serta nahaya yang mengancam terhadap para pengguna jalan.
“Seharusnya saat aksenitas penimbunan pipa pada bahu jalan itu, pihak penyedia jasa (kontraktor) mesti menggunakan fasiltas alat press yang memadai, agar semua material tanah atau spill ( buangan) usai pemadatan, harus di press sesuai kontur tanahnya seperti semula, “protesnya.
Dia menambahkan, wuju dari peningkatan pembangunan infrastuktur diberbagai sektor pasca bencana alam Pasigala baik kota Palu maupun di wilayah Sigi, yang digeber BWS atau Pemda Sulawesi Tengah, yang bekerja sama dengan sejumlah entitas korporasi BUMN guna mengakselarasi pembangunan mencakup rehap rekon semua fasiltas umum diantaranya :
Proyek rehab rekon Irigasi Gumbasa, proyek peningkatan ruas jalan dan jembatan penghubung atau pengaspalan Jalan poros lintas Kabuoaten dan poros lintas provinsi, proyek rehab rekon pembangunan sejumlah hunian tetap, baik di kota Palu maupun di Sigi.
Upaya pemerintah guna memobilisasi proyek multi years dengan tujuan melakukan perbaikan semua fasilitas yang terdampak bencana alam, seluruh proyek yang berskala nasional itu, dikelolah oleh korporet perusahaan BUMN,
“Namun sayangnya banyak pekerjaan dari entitas penyedia jasa (kontraktor) itu, kini meninggalkan rekam jejak pekerjaan tidak sesuai ekspektasi dan diduga menyalhi aturan kerja.*(NM)