SIGI – Pemerintah Kabupaten Sigi gelar Festival Kopi Nasional bertajuk “Destinasi Kopi Sigi, Kamai Manginu Kopi Ri Sigi”. Acara ini berlangsung di kawasan wisata Paralayang Wayu, Kecamatan Marawola Barat, dengan dukungan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI.
Festival yang diselenggarakan gelar 20 sampai 22 Desember 2024 ini, bertujuan untuk memperkenalkan kopi lokal asli Kabupaten Sigi, baik di tingkat regional Sulawesi Tengah maupun nasional.
Bupati Sigi, Mohamad Irwan, mengatakan acara tersebut merupakan langkah strategis untuk meningkatkan semangat petani kopi dan memperkuat posisi kopi Sigi di pasar.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkenalkan berbagai rasa dan varian kopi dari Kabupaten Sigi. Kami berharap kopi Sigi dapat dikenal hingga ke mancanegara,” ujar Bupati Sigi dua periode itu.
Ia juga mengingatkan sejarah pelaksanaan Festival Kopi pertama di Desa Peana, Kecamatan Pipikoro, pada awal masa kepemimpinannya.
“Acara kali ini menjadi Festival Kopi terakhir dimasa kepemimpinan saya, dan saya berterima kasih kepada seluruh panitia, pelaku UMKM, komunitas pecinta kopi, serta semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya festival ini,” tambahnya.
Bupati juga menyoroti bahwa Festival Kopi Sigi tidak hanya sekadar ajang promosi, tetapi juga wadah edukasi, komunikasi, dan pembelajaran.
“Melalui ruang ini, kita berharap kopi Sigi dapat membawa manfaat yang lebih luas, baik untuk ekonomi maupun budaya daerah,” katanya.
Bupati Irwan menekankan pentingnya membangun identitas kopi Sigi melalui penguatan branding. Beragam jenis kopi dari wilayah-wilayah seperti Lindu, Kulawi, Palolo, dan Dombu akan disatukan dalam satu nama besar yaitu Kopi Sigi.
“Kami mencoba menghadirkan satu brand yang merepresentasikan kopi dari seluruh wilayah Kabupaten Sigi. Bungkusnya akan didesain berwarna cokelat tua, lengkap dengan lambang Taiganja Sigi sebagai simbol kekuatan kopi lokal kami,” jelasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa langkah ini membutuhkan kerja sama yang solid, terutama dari Dinas Koperasi dan para pelaku usaha.
“Label ini tidak boleh hanya menjadi simbol semata, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Kami harap Dinas Koperasi lebih komunikatif dan proaktif dalam mensosialisasikan produk ini ke para pelaku umkm,” ujarnya.
Bupati Irwan juga mengangkat isu penting tentang keberlanjutan lingkungan dalam sambutannya. Dengan 74 persen wilayah Sigi berupa kawasan konservasi dan hanya 26 persen sebagai kawasan budidaya, ia menegaskan bahwa Kabupaten Sigi berkomitmen menjaga keseimbangan antara ekonomi dan kelestarian alam.
“Melalui visi Sigi Berdaya Saing Berbasis Agribisnis, kami memaksimalkan potensi pertanian, perternakan, dan usaha mikro kecil menengah di kawasan yang tersedia. Festival ini adalah salah satu upaya mewujudkan ekonomi hijau yang berkelanjutan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya melindungi kawasan konservasi untuk generasi mendatang.
“Kita terus menjaga dan mengawasi kawasan-kawasan ini, agar anak cucu kita dapat mewarisi lingkungan yang lestari. Kita mungkin tidak memiliki tambang atau sumber daya lain seperti daerah lain, tapi kita memiliki kekuatan di sektor agribisnis dan lingkungan,” katanya.
Festival ini menjadi langkah awal untuk mempromosikan kopi Sigi sebagai salah satu produk unggulan daerah.
Bupati berharap acara ini dapat memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya bagi perekonomian lokal tetapi juga sebagai bagian dari pengenalan budaya Sigi kepada dunia.
“Kopi Sigi bukan hanya produk, tetapi juga cerita tentang keberagaman, perjuangan petani, dan kebanggaan kita sebagai masyarakat Sigi. Mari kita dukung bersama agar kopi kita semakin mendunia,” tutupnya.