PERISTIWA

Wartawan Donggala Ini Cerita Pengalaman Tak Mengenakan Saat Liputan Dirujab Bupati, Jabir : Saya Diancam Mau Dipukuli

1217
×

Wartawan Donggala Ini Cerita Pengalaman Tak Mengenakan Saat Liputan Dirujab Bupati, Jabir : Saya Diancam Mau Dipukuli

Sebarkan artikel ini
Wartawan Donggala cerita pengalaman tak mengenakan bertempat di Kantin Kejati Sulteng. (FOTO:FIRMAN)

PALU, Celebespos.com – Seorang wartawan bernama Jabir dari Media Online Fokus Rakyat, yang mengalami pengancaman baru – baru ini disebut mengkhawatirkan saat sedang menjalankan tugas jurnalistiknya di rumah jabatan Bupati Donggala.

Insiden ini menjadi sorotan utama di Forum Wartawan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah (Forwat), dimana Jabir berbagi kronologi peristiwa yang dialaminya.

Pada Jumat, 2 Juni 2023, di Markas Forwat yang terletak di belakang gedung Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Jalan Samratulangi Kota Palu, Jabir mengungkapkan betapa realistisnya situasi yang dihadapi oleh wartawan dalam menjalankan tugasnya.

“Maksud kedatangan saya mau wawancara perihal demo yang terjadi di Kejari Donggala terkait TTG dan Website Desa,“ ujar Jabir.

“Saat saya tiba di rumah jabatan Bupati Donggala, saya disambut oleh saudara Hamdi, salah seorang yang disebut-sebut ipar Bupati yang merupakan adik dari istri Bupati,“ kata Jabir.

Suasana berubah tegang ketika Bupati Donggala mungkin melihat adanya spanduk yang bertuliskan “Kasman Lassa Tangkap”.

Reaksi kesal Bupati Donggala menambah ketegangan di tempat tersebut.

Selain itu, kerabat Bupati yang bernama Erwin, berteriak kepada wartawan agar tidak mengajukan pertanyaan kepada Bupati, dan mengancam untuk memukul jika masih ada pertanyaan yang diajukan.

Kondisi pun semakin memanas ketika ipar Bupati, Hamdi, menarik Jabir ke dalam, tetapi Bupati Donggala sendiri mengeluarkan perintah agar Jabir diusir dari kompleks rumah jabatan.

“Seorang pendukung Bupati yang bernama Rita juga ikut berseru meminta agar saya (wartawan) dipukul karena dikira memiliki hubungan dengan LSM yang berdemo,“ tambahnya.

Tak hanya sampai disitu, Ramadan, salah seorang yang diduga merupakan ajudan Bupati, dengan tegas meminta agar Jabir segera meninggalkan tempat tersebut. Dalam upaya menjaga keselamatannya.  Seketika Jabir pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kompleks rumah jabatan.

Melihat seriusnya ancaman yang dihadapi, Jabir tidak tinggal diam. Pria berkulit hitam ini lantas melaporkan insiden tersebut ke pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Donggala.

Di hadapan Polisi, oknum-oknum yang dilaporkan Jabir meliputi Hamdi, ipar Bupati, Erwin, salah seorang oknum  pegawai PU Donggala, serta Rita penjual sarung Donggala yang merupakan pendukung Bupati.

Peristiwa ini menyoroti pentingnya kebebasan pers dan perlindungan terhadap wartawan dalam menjalankan tugas mereka. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan institusi terkait untuk menjaga keamanan dan kebebasan wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *