PERISTIWA

Tujuan Polisi Datang Ke Poboya Berusaha Bersikap Netral

1334
×

Tujuan Polisi Datang Ke Poboya Berusaha Bersikap Netral

Sebarkan artikel ini

PALU, Celebespos.com – Bentrok antara warga masyarakat Kelurahan Poboya dengan aparat Kepolisian dijalan yang menuju lokasi tambang PT. Citra Palu Mineral (CPM) pada Rabu, (26/10/2022) malam, disayangkan aparat kepolisian.

Praktisi Hukum yang juga Koordinator KontraS Sulawesi, Edmond Leonardo Siahaan, SH.,MH berujar “Bentrokan harus dihentikan” katanya sebagaimana dikutip dalam media Paluekspres.com, Kamis (27/10/2022).

Bentrokan seperti ini akan terus berulang disekitar wilayah konsesi PT. CPM. Nantinya, akan ada terus korban bsrjatuhan baik dari masyarakat maupun perusahaan, bahkan bisa jadi dari tim pengacara masyarakat.

Menurutnya, seharusnya warga menunggu proses yang sedang berjalan yang telah diinisiasi oleh Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura yang akrab disapa Kak Cudy tersebut.

“CPM sudah setuju dengan ide Kak Cudy mengeluarkan sebagian wilayah konsesi untuk pencadangan negara yang diinisiasi oleh Kak Cudy. Kalau tidak salah sedang dalam proses perizinannya,“ ujar Edmond.

Sementara itu, Polda Sulteng melalui juru bicaranya, Kombes Pol. Didik Supranoto yang juga Kabid Humas Polda Sulteng ini mengatakan, kedatangan Kepolisian ke lokasi yang dilakukan pemblokiran jalan oleh warga berupaya bersikap netral.

“Dijelaskan bahwa kehadiran Kepolisian dilokasi tambang PT. CPM dalam posisi Netral. Menjaga timbulnya gangguan keamanan karena adanya pemblokiran jalan oleh Kelompok warga Poboya,“ ungkap Didik.

“Peristiwa Penganiayaan dan pembakaran atau pengrusakan yang terjadi pada 18 September 2022 lalu adalah bukti adanya aksi masa dilokasi yang sama yang akhirnya berakhir ricuh dan menimbulkan korban,“ kata dia.

Didik juga mengungkapkan, upaya persuasif telah dilakukan sejak siang hari dipimpin langsung Kapolresta Palu, Kombes Pol. Barliansyah. Tetapi upaya persuasif baik yang dilakukan lurah, tokoh adat dan tokoh masyarakat, tak di indahkan.

Tetapi kehadiran polisi dilokasi pemblokiran jalan kearah tambang diartikan lain, seolah polisi memihak kepada perusahaan. Akhirnya masa pun bertindak anarkis dengan melempari batu hingga bom molotov.

“Dengan sangat terpaksa karena sudah membahayakan keamanan dan keselamatan anggota Kepolisian dan masyarakat sekitar, tindakan tegas harus dilakukan yaitu dengan menembakkan gas air mata,“ ungkap Didik.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat, agar tidak terprovokasi yang nantinya akan merugikan diri sendiri atau orang lain.

“Sudah ada kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Sulteng dan PT. CPM untuk mengakomodir permintaan masyarakat agar bisa menambang di lokasi konsesi PT. CPM, tetapi itu semua masih dalam proses“. tambahnya lagi. (Hms/Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *