PENDIDIKAN

PB Alkhairaat Kembali Gelar Pertemuan Tokoh Pemuka Agama Nasional

1065
×

PB Alkhairaat Kembali Gelar Pertemuan Tokoh Pemuka Agama Nasional

Sebarkan artikel ini

PALU, Celebespos.com – Pengurus Besar Alkhairaat Palu menggelar Pertemuan Tokoh dan Pemuka Agama Nasional dengan tema “Masa Depan Demokrasi dan Nasionalisme Dalam Pandangan Umat Islam di Indonesia” dalam rangkaian acara Haul Habib Sayid Idrus bin Salim Al-Djufrie atau Guru Tua yang ke-54 secara daring maupun luring, bertempat di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairat Palu, Kamis (12/05/2022) kemarin.

Mengawali diskusi, Prof. Rusli Muchtar Azhari menjelaskan bahwa tujuan syariat diturunkan adalah untuk mencapai kemaslahatan, mewujudkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan dikalangan umat islam dan umat manusia seluruhnya yang salah satunya pembentukan Negara.

“Jadi ketika ditanya apa yang menjadi tujuan dari perumusan Negara adalah bagaimana Negara mampu mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan mampu mewujudkan kemaslahatan bagi rakyat,“ kata Prof. Rusli

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan demokrasi bukan tujuan, akan tetapi demokrasi adalah wasilah untuk mencapai tujuan bernegara yaitu mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemaslahatan bagi masyarakat.

“Jadi apapun wasilahnya tidak begitu penting, yang penting adalah bagaimana wasilah itu bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuan negara,“ sebutnya.

Di kesempatan yang sama, KH. Abdul Hakim Mahfudz juga menyampaikan bahwa tidak ada yang salah dengan pancasila, hanya saja, lanjutnya, kitalah yang belum mampu mengamalkannya dengan baik sebagai santri dan penerus perjuangan KH. Hasyim Asy’ari dan Guru Tua memiliki jiwa Nasionalisme dan semangat membangun Bangsa dan Negara adalah satu keharusan.

“Pesantren Tebuireng dan Alkhairaat sebagai salah satu pilar pendidikan anak negeri ini, harus tetap eksis dalam mengajarkan Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah,“ ajaknya.

Sementara itu, Dr. Gani Jumat menjelaskan bahwa, di organisasi yang sangat dahsyat itu, sebagai sebuah civil society, sebagai pilar demokrasi yaitu Alkhairaat ternyata pendirinya yang memiliki faham agama yang memungkinkan Alkhairaat tidak ikut untuk beradaptasi dengan sistem demokrasi, yang dimana ideologi dari aspek theologis menganut faham Asy’ariyah, dari segi fiqih bermazhab Syafi’iyah dan aspek sufisme Alghazali dan dalam thoriqah Alawiyah, sehingga memungkinkan Alkhairaat dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan demokrasi.

Disatu sisi, Dr. Ir. Muhd Nur Sangadji, DEA menambahkan, jika ingin demokrasi bisa masuk dengan baik disuatu kaum atau negeri kita harus menggunakan kaidah secara sosial untuk diterima, secara ekonomi menguntungkan, secara teknik memungkinkan, secara ekologi berkelanjutan, kolaboratif atau kerjasama, serta semua orang mengikuti. (IKP/Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *