PENDIDIKAN

Merajut Mimpi Sekolah Perguruan Tinggi di Luar Negeri

1417
×

Merajut Mimpi Sekolah Perguruan Tinggi di Luar Negeri

Sebarkan artikel ini

PALU, Celebespos.com – Memperoleh pendidikan hingga strata tertinggi tentu idaman bagi setiap orang. Terlebih dapat merasakan nikmatnya pendidikan di luar negeri. Hal yang terakhir ini tentu bagaikan mimpi bagi sebagian orang di daerah-daerah. Yah, jangankan untuk dapat melanjutkan sekolah keluar negeri, bisa kuliah di dalam negeri saja sudah sangat bersyukur saat ini. Tentu apalagi kalau bukan soal masalah biaya kuliah.

Adapun melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi memang tidak semudah membalik telapak tangan. Selain dibutuhkan kemampuan akademis untuk lolos seleksi, juga kemampuan mengikuti perkuliahan setelah diterima masuk di perguruan tinggi.

Namun berbeda halnya yang dirasakan oleh salah satu mahasiswa berprestasi asal Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah ini.

Ya, Abdullah Ba’ari sapaannya, dirinya perlu menunggu setahun untuk mengikuti seleksi agar bisa berkuliah di salah satu perguruan tinggi diluar negeri.

Universitas Alahgaff merupakan sebuah perguruan tinggi yang telah di rekomendasikan gurunya di pesantren. Akibat pandemi covid 19 tahun 2020, pihak Universitas tidak membuka beasiswa di Indonesia. Namun, peluang untuk lanjut ke Universitas Alahgaff terbuka kembali di tahun 2021 ini hingga dirinya mengikuti kembali seleksi tersebut.

“Dia dinyatakan lulus oleh panitia penyelenggara di Indonesia. Harapan untuk berangkat ke negeri hadramaut tempat kelahiran Guru Tua mengalami kendala biaya karena beasiswa yang di tanggung pihak universitas hanya biaya pendidikan,“ ucap Anleg Sigi dari Partai PKS, Hikmah Ladjidji pada media ini saat meneruskan cuitan siswa yang pernah bersekolah di Madrasah Aliya (MA) Kota Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara ini.

Mahasiswa hanya mendapatkan beasiswa parsial, “Kami juga harus menyiapkan biaya-biaya untuk keberangkatan yang nilainya Rp.75 juta yang telah ditetapkan pihak panitia penyelenggara di tanah air,“ kata Hikmah.

Sesuai jadwal, rencananya batas pembayaran ke panitia tanggal 16 Oktober, kemudian berangkat ke Yaman tanggal 21 Oktober 2021, “ Namanya Abdul Baari, putra bapak Zain, seorang pegawai negeri pada penyuluh agama di Kemenag Palu dan ibunya Humairoh yang punya usaha katering, namun saat ini kateringnya lagi terhenti akibat bencana alam gempa bumi dan liquifaksi di Balaroa 2018 silam yang menenggelamkan seisi rumahnya,“ papar Hikmah Ladjidji.

Dirinya berharap, pemerintah mendapatkan solusi terbaik dan memberikan jalan keluar, guna kelanjutan program studi Abdullah Ba’ari di luar negeri tersebut. (Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *