BERITA

Nasruddin, Puasa Memiliki Tingkatan

680
×

Nasruddin, Puasa Memiliki Tingkatan

Sebarkan artikel ini

Ini Hal Yang Disampaikan Kakankemenag Palu Saat Memberikan Kultum Kepada ASN

PALU – Kakankemenag Kota Palu Nasruddin L. Midu memberikan Kultum Ramadhan, dihari pertama puasa kepada para ASN disela-sela waktu shalat dzuhur, Selasa (13/04), di Mushollah Kankemenag jalan Bantilan Palu Barat.

Saat memberikan kultum, Nasruddin menjelaskan tiga fase tingkatan puasa kepada para ASN yakni, puasa syariat, puasa tarekat dan puasa hakikat. Menurutnya sebagai seorang muslim yang baik idealnya mampu menjaga iman dan nilai pahala saat melakukan puasa di bulan Ramadhan, minimal bisa melakukan puasa bukan hanya pada tingkatan syariat tetapi juga tarekat.

“Dalam literatur tasawuf, terutama al-Ghazali menyarankan berpuasa dalam tataran hakikat. Akan tetapi, tahapan hakikat ini tidak bisa begitu saja diraih, tapi harus bertahap dari fase syariat, tarekat, dan hakikat, minimal kita berada pada fase tarekat,” ungkapnya.

Menurut Nasruddin, pada fase syariat ini seorang muslim harus paham dalil-dalil syari` dan hukum batal dan sahnya puasa. Kemudian diharuskan untuk meningkatkan ke tingkat selanjutnya, yaitu tarekat. Selain puasa secara lahiriah (syariat), puasa tarekat juga harus mempuasakan aspek batinnya dan seluruh anggota badannya dari perbuatan tercela.

“Pada fase puasa tarekat kita tidak boleh memikirkan hal yang tidak-tidak, tidak boleh menggibah, mengadu domba apalagi memfitnah, hal-hal ini dapat menggorogoti pahala puasa kita,” terangnya.

Nasruddin menambahkan puasa Siti Maryam, ibunda Isa AS adalah salah satu contohnya. “Betapa indahnya ketika Alquran menjelaskan puasa Maryam. Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Maha Pemurah, maka aku takkan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini (QS19:26),“ tutur Nasruddin.

Kakankemenag Kota Palu itu menjelaskan, Maryam memilih puasa bicara daripada berafirmasi bahwa kelahiran Isa tanpa ayah adalah anugerah Allah. Maryam tak menciptakan kontroversi dengan banyak bicara. Bicara banyak justru memperkeruh silang pendapat di masyarakat. Maryam justru menunggu satu protes sosial dari kaumnya sendiri. Puasa ala Maryam inilah yang wajib kita lakukan, bahkan bukan hanya di bulan Ramadhan saja, puasa dari bicara negatif, puasa dari bicara provokatif, puasa dari pernyataan adu domba.

Selesai memberikan kultum, Nasruddin mengatakan kegiatan seperti ini (kultum maupun tadarus Qur’an) akan menjadi rutinitas Kankemenag Palu saat bulan Ramadhan. Nasruddin mengarahkan agar kegiatan kultum ini di isi secara bergilir oleh para Penyuluh Agama Islam maupun ASN Kankemenag yang berkompeten sebagai mubaligh. WA/HumproKemenagPalu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *