KESEHATAN

Pelaksanaan Intervensi Spesifik Dan Sensitiv Cegah Stunting Tingkat Kec.Tanambulava

1014
×

Pelaksanaan Intervensi Spesifik Dan Sensitiv Cegah Stunting Tingkat Kec.Tanambulava

Sebarkan artikel ini

SIGI, Celebespos.com – Stunting terkadang masih luput dari perhatian orang tua dalam tumbuh kembang sang anak. Bahkan masih ada yang belum memahami istilah tersebut.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali disikapi sebagai faktor genetik dari kedua orang tuanya sehingga membuat orang tua menerima dan tidak berbuat apa-apa.

Olehnya itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dr. Rika F. Sakaruddin, saat sambutan pada acara pertemuan penguatan pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitiv dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kecamatan Tanambulava, Selasa (10/11/2020).

“Anak stunting bisa dikenali dari tubuhnya yang pendek. Namun, tubuh yang pendek bukan berarti anak tersebut terindikasi stunting,” kata Rika pada Celebespos.com

Ia menjelaskan, salah satu bentuk komitmen pemerintah Kabupaten Sigi dalam penurunan stunting yakni peningkatan upaya penerapan paradigma sehat melalui pencegahan dan penanganan stunting.

“Kepada peserta pertemuan, agar semua unsur yang terlibat dalam tahapan program ini, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring hingga evaluasi dapat memberikan kontribusi yang konkret sesuai dengan kapasitas dan kewenangannya masing-masing,” ujarnya

Keberhasilan penurunan stunting ditentukan keterpaduan semua kegiatan dan gerak intervensi pada setiap lokus, yang olehnya dibutuhkan sinergitas melalui mekanisme koordinasi dan kolaborasi dari semua stakeholder program kegiatan.

“dalam pencegahan stunting dibutuhkan peran serta dan kerjasama dari semua pihak yang tergabung dalam tim percepatan pencegahan stunting,” tambahnya

Untuk diketahui, penurunan dan pencegahan stunting merupakan salah satu sasaran prioritas penggunaan Dana Desa. Hal ini termuat dalam Permendes PDTT Nomor 6 Tahun 2020 sebagai revisi atas Permendes PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 yang mana disebutkan jenis kegiatan pengentasan kekurangan gizi kronis penyebab stunting yang pembiayaannya dapat didukung dari Dana Desa.

Beberapa jenis kegiatan yang dimaksud yaitu Pelayanan Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu, Penyediaan akses air bersih dan sanitasi, pelayanan kesehatan lingkungan penataan air limbah dan bantuan biaya perawatan kesehatan termasuk pendampingan untuk ibu hamil, menyusui dan nifas.

Selain itu Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi kegiatan yang dapat didukung oleh Dana Desa (DD) seperti komsumsi pangan sehat dan bergizi, pengasuhan anak, pendidikan gizi, imunisasi dan stimulasi anak, kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi kepada remaja, kampanye kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan kesejahteraan keluarga. Pelatihan kader kesehatan masyarakat terkait gizi, kesehatan, sanitasi, pengasuhan anak, dan pendampingan ASI serta makanan pendamping di 1000 Hari pertama kelahiran.

Kegiatan yang berlangsung di ruang terbuka itu, dihadiri oleh dari Perwakilan Dinkes Propinsi, Perwakilan BAPPEDA Propinsi, Kepala Puskesmas Kamaipura Kec. Tanambulava dr. Diah Ratnaningsih, Camat Tanambulava, Kades Sibalaya Barat serta tamu undangan yang hadir.(Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *