Orientasi Tata Laksana Gizi Buruk

oleh -660 Dilihat
SHARE :

PALU – Celebespos.com Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, dr. Rika F. Sakaruddin mengatakan bahwa kondisi gizi buruk pada anak tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan proses yang menyebabkan kondisi itu terjadi.

“Deteksi dini oleh teman-teman di lapangan sangatlah diperlukan untuk menekan angka gizi buruk,” ujarnya di sela kegiatan Orientasi Tata Laksana Gizi Buruk bagi Puskemas, di salah satu Hotel di Kota Palu, Kamis (15/10/2020).

Jika pada wilayah kerja petugas kesehatan ada posyandu, mereka dapat menggiring para ibu-ibu selalu rutin menimbang berat badan anaknya secara berkala di sana. Petugas perlu jeli hingga memantau jika ada anak yang menunjukkan gejala penurunan berat badan.

“Mereka harus intervensi sesegera dan sebaik mungkin, sehingga tidak ada istilahnya gizi mengurang atau gizi buruk. Perlu dilihat apa penyebabnya, apakah ada penyakit yang mendasari, sehingga terjadi gizi buruk atau hanya karena pola makan yang salah. Jika terdeteksi penyakit langsung ditangani di puskesmas. Jika dokter di puskesmas tidak mampu, bisa dirujuk pada dokter spesialis anak,” jelasnya.

Selain itu, petugas dapat mengajak bapak dan ibu di sana untuk meningkatkan peran sertanya. Bagaimana pola asuh anak, bagaimana cara memasak makanan yang benar, dan makanan apa yang bergizi untuk meningkatkan berat badan.

“Yang penting, bagaimana kepekaan dan kepedulian para petugas dilapangan dalam upaya peningkatan gizi anak-anak terhadap wilayah kerja,” ujar Rika.

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan gizi di puskesmas perlu memahami tentang tata laksana gizi buruk, sehingga dapat menentukan diagnosis dan intervensi gizi dengan tepat dan cepat, baik pada pelayanan gizi perseorangan maupun gizi masyarakat.

Tenaga yang memberikan pelayanan gizi puskesmas, idealnya adalah tenaga profesional yang memberikan pelayanan fungsional teknis mengenai layanan gizi, yang meliputi aspek asuhan, gizi klinis, asuhan gizi masyarakat, dan penyelenggaraan makanan sebagai substansi terapi pada pasien.

“Harapannya, dalam orientasi kali ini dimaksudkan agar para petugas mampu dan terampil dalam melakukan tata laksana gizi buruk secara komprehensif di puskesmas tempat mengabdi,” terang Kabid Kesmas Dinkes Sigi dr. Rika F.Sakaruddin (Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.