KATA PENGANTAR uji dan syukur senantiasa terhaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga Program Penulisan Book Chapter Nasional ini dapat direalisasikan sesuai harapan. Penulisan buku ini merupakan salah satu program nasional yang digagas oleh Echa Progres: Lembaga Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Manusia (EP-LPPSDM) untuk menggiatkan gerakan literasi menulis di kalangan akademisi. Buku yang berjudul “Bimbingan Konseling dalam Berbagai Tingkat Pendidikan” ini disusun berdasarkan bidang kepakaran para penulis. Oleh karena itu, buku ini hadir sebagai salah satu buku yang dapat dijadikan rujukan-referensi. Buku ini terdiri atas beberapa bab dengan penyusunan secara tersistematis dan runtut.
Penulisan buku ini atas dasar pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua tim yang berpartisipasi sehingga buku ini dapat terbit. Pertama, kepada Koordinator Devisi Riset dan Publikasi Ilmiah, Echa Progres: Lembaga Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Manusia (EP-LPPSDM), atas ide cemerlangnya mengadakan program penulisan buku ini secara nasional. Kedua, kepada editor yang secara maksimal berusaha menyempurnakan isi buku ini dari sisi teknis penulisan. Ketiga, terkhusus kepada para penulis yang telah menuangkan gagasangagasannya dalam buku ini. Kami dari tim pun menyadari bahwa penulisan buku ini masih memiliki banyak kekurangan sebagai bukti keterbatasan semua tim yang berpartisipasi. Oleh karena itu, kami berharap dari pihak manapun kiranya dapat berkontribusi memberikan masukan yang konstruktif untuk pengembangan dan perbaikan atas segala kekurangan dalam buku ini.
Pada akhirnya, kami pun berharap semoga kehadiran buku ini memberi banyak manfaat kepada masyarakat luas, menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya menjadi jariah bagi semua tim. Amin.
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
- Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Kebutuhan akan bimbingan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokrasi dalam pendidikan, serta perluasan program pendidikan. Rassool (2019:16) kebutuhan akan konseling telah menjadi hal yang terpenting untuk meningkatkan kesehatan psikologis dan fisik umat islam. Dengan pertumbuhan populasi islam di Eropa dan wilayah lainnya, perlu adanya peningkatan dalam layanan psikologi dan konseling. Namun, bagi kebanyakan muslim, konseling adalah hal yang tabu. Mereka enggan mencarikan konselor yang profesional karena mereka menganggap bahwa itu merendahkan atau tidak pantas untuk berbicara tentang masalah pribadi kepada orang lain (orang asing). Nurihsan (2011:10)
konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. Setiap orang senantiasa berusaha untuk mencapai kehidupannya yang sejahtera, melalui pemenuhan kebutuhankebutuhannya, baik yang bersifat biologis, psikis, sosial, maupun spiritual. Apabila dalam proses pemenuhan tersebut mengalami hambatan atau kegagalan, maka dia akan mengalami perasaan yang tidak nyaman, frustrasi, atau bahkan depresi. Pada situasi seperti itulah, setiap orang merasakan pentingnya bantuan orang lain. Kehadiran orang lain yang dapat membantu memecahkan masalahnya, dirasakan sebagai anugrah, karena dapat mengembalikan posisi dirinya kepada situasi yang nyaman.
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran perkembangan manusia yang bermutu adalah mendapatkan pendidikan yang bermutu juga. Pendidikan yang bermutu tidak hanya cukup dengan transformasi ilmu pengetahuan saja, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesional dan sistem manajemen tenaga pendidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya. Dalam hal inilah, peranan para helper, khususnya konselor sangat penting, karena sebagai tenaga profesional, mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan konseling kepada siswa, agar mampu mengembangkan kehidupannya yang sejahtera.
- Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perancangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma – norma yang berlaku. Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Nurihsan (2011), bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keluarga dan lingkungan kerja yang akan dimasuki nantinya. Winkel dan Hastuti (2007) Istilah Bimbingan dan Tujuan dan Konseling, sebagaimana digunakan dalam literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata Guidance dan counseling dalam bahasa inggris. Arti dari kedua istilah itu baru dapat ditangkap dengan tepat, bila ditinjau apa yang dimaksud dengan kedua kata asli dalam bahasa Inggris, khususnya yang digunakan di Amerika Serikat. Terlebih dahulu dibahas arti Guidance, kemudian arti Counseling.
Dalam bahasa Inggris Guidance dikaitkan dengan kata asli Guice, yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan ( Showing The Way); memimpin (Leading); menuntun (Conducting); memberikan
petunjuk (Giving Instruction); mengatur (Regulating); mengarahkan (Governing ); memberikan nasihat ( Giving Advice ). Kalau istilah Bimbingan dalam bahasa indonesia berarti yang selaras dengan arti yang di sebutkan di atas, akan muncul dua pengetian yang agak mendasar, yaitu: 1. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat. 2. Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak. Kalau literature profesional tentang Guidance (dalam bahasa Inggris) dan bimbingan (dalam bahasa Indonesia) dipelajari secara cermat, akan jelaslah bahwa kedua pengertian itu ditolak sebagai pengertian yang khas bagi Guidance dan bimbingan. Tidak disangkal adanya kemungkinan seseorang diberi informasi atau diarahkan, tetapi ini tidak mencerminkan hakikat dari pelayanan bimbingan, seolah-olah orang yang di bimbingan tinggal saja diberi pengetahuan atau pengarahan tanpa adanya suatu yang lain. Dengan kata lain, pengertian pokok yang terkandung dalam Guidance dan bimbingan bukan memberi informasi atau mengarahkan, sebagaimana dijelaskan dalam kamus bahasa Inggris.
Menurut ASCA (Bradley T. Erford, 2016 ), konseling merupakan tipe proses bantuan spesial/khusus yang dilakukan oleh orang yang profesional, terlatih dan tersertifikasi, dengan menggunakan ragam strategi atau teknik untuk membantu peserta didik dalam upaya mengeksplorasi isu-isu akademik, karir, dan personal/sosial yang merintangi atau menghambat perkembangan kesehatan atau keberhasilan akademik. Pada pendapat lain, Yusuf
- , mengartikan konseling sebagai suatu hubungan antara konselor yang profesional (kompeten dan terlatih) dengan seorang individu yang meminta bantuan, untuk memperoleh pemahaman diri, kemampuan mengambil keputusan, serta keterampilan memecahkan masalah dan mengembangkan potensi dirinya. Dia menambahkan bahwa konseling itu merupakan suatu proses yang berusaha untuk mendorong terjadinya perkembangan pada diri seseorang. Konseling bersifat terapeutil dan fasilitatif, tidak punitif (bersifat menghukum) atau destruktif. Sedangkan, Rassool (2019) mengatakan konseling adalah hubungan berprinsip yang ditandai dengan penerapan satu atau lebih teori psikologis dan seperangkat keterampilan komunikasi yang dikenali, dimodifikasi oleh pengalaman, intuisi dan faktor interpersonal lainnya, dengan perhatian, masalah, atau aspirasi intim kepada klien. Etos dominannya adalah fasilitasi, bukan pemberian nasehat atau paksaan. Mungkin ini berdurasi singkat atau panjang, berlangsung dalam lingkungan organisasi atau swasta. Layanan ini yang dicari oleh orang-orang yang kesusahan atau mengalami kebingungan yang ingin mendiskusikan dan menyelesaikannya dalam suatu hubungan yang lebih akrab dan rahasia daripada persahabatan biasa, dan sedikit ada stigmatisasi dibandingkan melalui hubungan yang ditawarkan dalam bidang medis atau kejiwaan secara tradisional. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor (guru BK) kepada siswa. maka dalam hal ini bimbingan dan konseling adalah dua istilah yang saling berkaitan bagaikan kata majemuk. bimbingan adalah satu proses terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secaramaksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi diri sendiri maupun masyarakat. Dari beberapa pendapat diatas bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor terhadap siswa atau kelompok agar dapat memahami dan mencapai tugas-tugasnya sehingga siswa mampu hidup mandiri sesuai dengan keadaan dan tuntutan baik pada lembaga pendidikan, keluarga dan lingkungan kerja yang akan diembankan nantinya. C. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling Dalam menjalankan pelaksanaan bimbingan dan konseling, guru harus mengenalkan fungsi-fungsi bimbingan konseling kepada siswa. konseli adalah seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang, yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk menuju kearah tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka kurang memiliki pemahaman dan wawasan tentang hal tersebut, baik tentang dirinya maupun lingkungannya.
Sukmadinata (2007) mengemukakan bahwa, secara menyeluruh program layanan bimbingan dan konseling mempunyai empat fungsi utama, yaitu: 1. Pemahaman individu. Pemahaman individu secara singkat dapat diarahkan pada pemahaman potensi (kekuatan dan karakteristik pribadi siswa). Pemahaman peluang, kesempatan, kekuatan dan kondisi dari lingkungan. Pemahaman tentang hambatan, ancaman, kesulitan, masalah yang mungkin dan secara nyata dihadapi oleh para peserta didik dengan faktorfaktor yang melatarbelakanginya.
- Pencegahan dan pengembangan. Dalam bimbingan dan konseling pencegahan ini diarahkan pada pencegahan tidak langsung dan pencegahan dari dalam, bukan berupa larangan dan pantangan dari luar, tetapi pemahaman dari peserta didik sendiri dan penyaluran-penyaluran. Dorongan merusak yang dimiliki peserta didik dapat dicegah dan disalurkan melalui kegiatan kerajinan tangan, seperti: merobek-robek ijuk sabut kelapa menjadi keset kaki. Dorongan berkelahi dapat dicegah dengan permainan olahraga seperti tinju, beladiri dan lain-lain.
- Penyesuaian diri. Perubahan-perubahan yang cukup cepat, dan membutuhkan usaha penyesuaian yang berat, terjadi pada masa remaja. Para remaja mengalami perubahan yang cepat dalam hal fisik, dan perkembangan hormon terutama pada hormon-hormon yang mendasari perkembangan seksual. Mereka juga mengalami perubahan cepat dalam hal intelektual, sosial,emosi dan nilai-nilai. Perubahan-perubahan yang cepat tersebut tidak jarang menimbulkan kekagetan, kecanggungan dan kebingungan.
- Pemecahan masalah. Proses perkembangan remaja tidak selalu lancar dan berhasil. Adakalanya mereka mengalami berbagai hambatan, kesulitan bahkan kegagalan. Mereka bukan hanya dibantu dalam mengembangkan potensi dan kecakapankecakapannya, dalam penyesuaian diri dalam perubahanperubahan yang terjadi, tetapi juga dibantu dalam mengatasi kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Salah satu diberikan bimbingan konseling adalah agar individu dapat hidup bahagia dalam arti tidak menunjukkan penyimpanganpenyimpangan tingkah laku, terlepas dari tekanan-tekanan.
psikis, memiliki rasa senang dan dapat menikmati apa yang telah dimilikinya. Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai upaya dalam membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal secara umum, layanan bimbingan konseling di sekolah harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Upaya bimbingan dan konseling memungkinkan siswa menerima dan mengenal diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan mampu mengambil keputusan. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Tujuan khusus diuraikan oleh Salahudin (2010) sebagai berikut:
- Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar serta kesempatan
- Membantu siswa-siswa untuk mengembangkan motif-motif dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pembelajaran yang berarti
- Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta pelibatan diri dalam proses pendidikan
- Membantu siswa untuk hidup dalam dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial D. Asas- Asas Bimbingan dan Konseling Menurut Ferdy Pantar (Salahuddin: 2002) dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling, selain dimuat
Oleh fungsi dan tujuan, juga harus termuati asas-asas yang ada dalam bimbingan dan konseling. Dengan terpenuhinya asas-asas bimbingan tersebut akan memperkuat dan memperlancar pelaksanaan dan lebih terjamin keberhasilan layanan/ kegiatan, sedangkan tidak diindahkan asas-asas tersebut dapat menghambat atau menggagalkan pelaksanaannya serta mengurangi hasil layanan bimbingan dan konseling. Beberapa asas dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
- Asas Kerahasiaan. Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan dari siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu keterangan atau data yang tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru bimbingan (konselor) wajib menjaga dan memelihara data siswa sehingga data tersebut benar-benar terjamin kerahasiaannya.
- Asas Sukarela. Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien) mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya. Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
- Asas Keterbukaan. Asas ini menghendaki siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak pura-pura. Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan tersebut agar klien mau terbuka terhadap pembimbingnya (konselor).
- Asas Kegiatan. Asas ini yang menjadi sasaran layanan agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan. Guru pembimbing harus memotivasi siswa agar aktif dalam layanan bimbingan konseling ini.
- Asas Kemandirian. Pada asas ini diharapkan siswa dapat menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri
mengenal pemahaman diri dan lingkungannya, sehingga dapat berkembangnya kemandirian siswa. Pelayanan bimbingan di sekolah berlandaskan sejumlah asas dasar yang melandaskan semua kegiatan bimbingan. Bimbingan paling utama menaruh perhatian pada perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang dalam semua aspek kepribadiannya. Dengan demikian, pelayanan bimbingan dan konseling memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan berusaha untuk membantu siswa mengintegrasikan semua pengalaman hidupnya demi pembulatan perkembangannya, yang pada dasarnya menjadi tanggung jawab sendiri.