SIGI, Celebespos.com – Tim Konvergensi Percepatan dan Penurunan Stunting Kabupaten Sigi tahun 2022 ini, melakukan rapat koordinasi terkait persiapan aksi satu dari delapan konvergensi stunting serta Sosialisasi Perpres 72 tahun 2021, yang berlangsung di Hotel Jazz Kota Palu, Selasa (8/3/2022) siang.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (P2M) pada Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Sigi, Miar Permana mengatakan, Rakor pertemuan kali ini, menandai telah dimulainya aksi satu yakni pemetaan dan analisis situasi dalam menentukan langkah-langkah terkait perencanaan kegiatan penurunan stunting di tahun 2022 ini.
Kata Kabid Miar sapaannya, langkah aksi satu tersebut meliputi identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi di Kabupaten Sigi.
Di dalam aksi satu, lanjut Kabid, dirinya memaparkan analisa beberapa data terkait dengan layanan percepatan penurunan stunting yang di mulai dari tingkat remaja, ibu hamil, anak usia di bawah 5 tahun (balita), Air minum dan sanitasi, hingga keluarga yang beresiko serta perlindungan sosial.
Kabid menambahkan, stunting bukan hanya berdampak terhadap pertumbuhan fisik balita, tetapi juga pada fungsi penting tubuh lainnya, seperti perkembangan otak serta sistem kekebalan tubuh manusia khususnya balita.
“Balita stunting berpotensi memiliki tingkat kecerdasan yang tak maksimal, lebih rentan terhadap penyakit dan berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas anak,“ ucap Miar disela-sela pemaparan terhadap peserta yang hadir dari beberapa perwakilan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) se Kabupaten Sigi.
Stunting menurutnya, diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga usia anak yang telah menginjak 23 bulan.
Selain itu, kata Kabid Miar, sinergitas dari perangkat-perangkat daerah dan pihak yang terlibat didalamnya dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting, “Ini harus dilakukan secara konvergensi, artinya dilakukan bersama – sama dan terus di tingkatkan kerjasama dan kekompakan tim dalam melaksanakan delapan aksi sepanjang tahun 2022,“ ujarnya.
Terpisah, Kabid UKM pada Dinas Kesehatan Sigi, dr. Adheleide Krisnawati Borman pun menuturkan bahwa stunting merupakan masalah yang strategis karena menyangkut eksistensi bangsa ke depan.
“Tentunya permasalahan stunting di Sigi diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian target penurunan prevalensi stunting di tingkat Nasional,“ sebut Adhel sapaan akrab Kabid UKM ini.
“Upaya pencegahan stunting harus melibatkan banyak pemangku kepentingan. Untuk itu, diperlukan media cetak maupun elektronik sebagai sumber informasi untuk para pemangku kepentingan dalam hal informasi terbaru dalam upaya pencegahan stunting khususnya di wilayah Kabupaten Sigi“. tandasnya. (Kar)