PALU, Celebespos.com – Disela-sela kunjungannya ke Kota Palu dalam rangka menghadiri Muktamar Besar XI Alkhairaat, Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Aljufri, menyempatkan waktu menjamu beberapa tokoh didaerah itu untuk silaturahmi sekaligus makan malam bersama.
Makan malam yang dilaksanakan di salah satu restoran di Kota Palu, Salim Aljufri, mengundang beberapa ketua dan pengurus ormas, organisasi kepemudaan, pengusaha dan kalangan akademis. Politikus senior PKS tiba didampingi Ketua DPW PKS Sulteng, Muhammad Wahyuddin, Ketua MPW, Mahmud Yunus, Ketua DSW, Nurdin Hanafi dan Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng, Wiwik Jumatul Rofi’ah.
Salim Aljufri mengatakan bahwa, butuh kebersamaan dalam membangun bangsa. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak akan maju, kalau di antara sesama anak bangsa, masih saling curiga dan menyalahkan.
“Saya atas nama Ketua Majelis Syuro PKS, bangga dan terima kasih terlaksananya dialog kebangsaan bersama tokoh masyarakat kali ini. Kita butuh kontribusi dan pemikiran yang sama di antara semua tokoh agama tokoh ummat. Kita tidak akan maju kalau kita masih saling curiga,“ ujar Salim Aljufri di Palu, Kamis, (28/9/2023) malam.
Selain itu dalam dialog yang berlangsung beberapa jam, Ustad Salim sapaannya, mengemukakan kondisi saat ini yang terjadi di tanah air.
“Politik masih mahal, karena masyarakat masih banyak yang pragmatis. Pilihan politik masih didasarkan pada transaksional,“ bebernya.
“Tapi kita harus selalu memiliki rasa optimistis. PKS ingin memberikan edukasi dengan memberikan pendidikan politik. Kami tidak meminta bapak-bapak dan saudara untuk memilih PKS, tetapi kami ingin mengajak bapak-bapak dan saudara, ayo kita memberikan edukasi yang baik tentang politik kepada keluarga dan orang-orang di sekitar kita,“ imbaunya.
Dalam pertemuan bertajuk silaturrahim kebangsaan tersebut, Salim mengatakan bahwa, bagi PKS, Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa serta Undang-undang Dasar (UUD) sudah final.
“Sekarang saatnya Indonesia Go Internasional. Mari kita stop untuk saling menyalahkan. Mari kita fokuskan energi menuju Indonesia yang adil dan makmur. Walaupun kami mengakui, masih ada yang mengatakan bahwa PKS itu tidak Nasionalis dan tidak Bhineka Tunggal Ika,“ urainya lagi.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan bahwa, tidak sedikit yang mengatakan bahwa PKS partai agamis Nasionalis. Paling peduli ketika ada bencana, PKS lebih dulu turun ke lokasi serta partai yang rahmatan lil aalamin.
Salim Aljufri mengaku dalam setiap kunjungannya ke daerah-daerah, selalu berusaha untuk melakukan dialog kebangsaan. Diharapkan, melalui dialog tersebut, akan menjadi salah satu sarana untuk melakukan perubahan. Apalagi saat ini, PKS intens melakukan komunikasi dan kolaborasi dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta program menyiapkan pemimpin yang dapat merangkul dan mempunyai jiwa seperti seorang ayah.
Para tokoh juga meminta penjelasan terkait dinamika terkini kondisi politik Nasional. Termasuk informasi yang terjadi dalam koalisi perubahan. Masalah Rembang dan Pohuwato, juga tidak ketinggalan. Selain itu, para tokoh yang hadir mempertanyakan peran serta PKS saat ini tidak kelihatan.
“Masalah koalisi, saya kira sudah cukup jelas, karena PKS sudah menentukan sikap. Sedangkan masalah Rembang, silakan buka jejak digital, siapa politisi yang lebih dulu bicara lantang melakukan pembelaan masyarakat di Rembang,“ tegas Salim Aljufri.
Adapun pihak yang diundang dalam silaturahmi kebangsaan malam itu, tak lupa memberikan respect dan apresiasinya. Dengan sikap PKS yang konsisten dalam beberapa masalah diantaranya dengan tegas untuk bersikap oposisi, agar atmosfer demokrasi di Indonesia jadi lebih sehat.
“Yang paling nyata diantara sikap PKS, adalah satu-satunya partai yang melakukan pembelaan kepada ulama dan setia bersama masyarakat“. tandas Ketua PKS Sulteng, Muhammad Wahyuddin, merespon pernyataan Ketua Majelis Syuro tersebut.