BANGGAI, Celebespos.com – Terjadi untuk kesekian kalinya pelatih dan atlet melakukan aksi protes terhadap wasit dan hakim juri cabor tinju pada Pekan olahraga provinsi (Porprov) di Banggai, Rabu 14 Desember 2022 malam.
Sehari sebelumnya, dalam protes terhadap wasit dan hakim juri, pelatih dari Tim Banggai sempat memukul meja panitia karena emosi. Selain itu juga, pelatih tinju tuan rumah Banggai tak menerima keputusan juri terhadap hasil yang di umumkan.
Berlanjut ke Rabu 14 Desember 2022 malam, giliran tim Sigi yang melakukan aksi protes terhadap keputusan wasit dan hakim juri tinju amatir tersebut.
“Lalu kami lawan Bangkep sudah dinyatakan menang kemudian dibatalkan, semalam lawan Morowali begitu kami dinyatakan kalah, padahal jelas atlet kami lebih banyak pukulan. Ini pasti ada intervensi, selalunya diperlakukan tak adil begini,“ sontak teriakan salah satu pelatih dari Sigi.
Dari pantauan media ini bahwa, kejadian serupa sudah terjadi untuk ketiga kalinya sejak Senin 12-12-2022 kemarin, antara petinju dari Bangkep (Banggai kepulauan) dan petinju dari Kabupaten Sigi, kemudian petinju tuan rumah Banggai menghadapi Parigi Moutong dan terakhir Petinju Kabupaten Sigi melawan Morowali.
Protes pelatih tinju disebabkan karena tak menerima dengan adanya penilaian dari hakim pemula yang berjumlah 2 orang, melakukan penilaian terhadap pertandingan tinju.
“Yang jelas dalam isi surat wasit/juri dan hingga koordinator yang berjumlah 19 orang yang ditandatangani Ketum KONI Sulteng dan Ketua Pelaksana Porprov, terdapat salah satu oknum yang merangkap jabatan yang merupakan kontingen Kota Palu. Selain itu oknum tersebut merupakan atlet cabor Pentaque dari Kota Palu juga yang ditunjuk jadi koordinator pertandingan di cabor tinju. Aneh, padahal banyak yang masih memiliki lisensi diluar sana tetapi hanya dia-dia saja yang selalu diutus di dalamnya,“ ungkap pelatih Cabor tinju Sigi, Edy, Kamis (15/12/2022) pagi.
Menurut Edy, data tersebut diterima dirinya dari salah Wasit/Hakim yang menyebut bahwa, ada oknum koordinator pertandingan didalam yang merangkap jabatan sekaligus pengurus Pertina juga.
“Kami pun baru mengetahui semua ini dari salah satu wasit/hakim pertandingan tinju amatir tersebut,“ akuinya.
“Si yang bersangkutan ini juga mengaku sebagai TD saat memutuskan perubahan kemenangan Syarif Badjeber atlet Sigi kami. Lantas Ketua KONI Provinsi menanyakan pertimbangan kepada TD saat itu, kemudian oknum tersebut menjawab bahwa dia adalah TD dan memberikan pandangan-pandangan terkait pertandingan tersebut. Makin bingung, sebenarnya beliau itu tugasnya sebagai apa ?
Atlet, Koordinator Pertandingan atau TD ?,“ anehnya.
Edy mengungkapkan, pihaknya segera mengirimkan surat protes ke Technical Delegation (TD) dan panitia penyelenggara yakni ke KONI Provinsi yang berlokasi di Kelurahan Karaton Kota Luwuk, Kabupaten Banggai.
“Pagi ini kami kembali melakukan aksi protes dengan mengirim surat ke Technical Delegation alias TD dan juga panitia penyelenggara“. tegasnya. (Kar)