BERITA

Gedung Pusat Evakuasi Masyarakat di Dolo Selatan Diresmikan

574
×

Gedung Pusat Evakuasi Masyarakat di Dolo Selatan Diresmikan

Sebarkan artikel ini

SIGI, Celebespos.com – Yayasan SHEEP Indonesia merupakan Organisasi Non Pemerintah yang memiliki mandat pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan, Pendidikan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perdamaian. Mandat tersebut telah dijalankan melalui berbagai program diantaranya pembangunan gedung Pusat Evakuasi Masyarakat (PEM) di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.

Diketahui pembangunan gedung PEM tersebut telah berlangsung selama setahun lebih dan telah diresmikan bersama pihak Pemerintah daerah (Pemda) Sigi yang dirangkaikan dengan Gebyar Pesta Rakyat serta pemutaran film dokumentasi pembuatan gedung PEM.

“Pada hari ini, tepatnya satu tahun lebih dimulai peletakkan batu pertama di tempat ini. Proses pembangunan PEM kali ini diketahui membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan berkaitan dengan status tanah sehingga kami menunggu status tanah ini mempunyai legalitas yang jelas agar jangan sampai setelah dibangun tak menimbulkan masalah dikemudian hari,“ kata Andreas Subiono selaku Direktur Yayasan Sheep Indonesia saat sambutan dihadapan tamu undangan, Sabtu (3/12/2022) pagi.

Berkaitan dengan bagian mitigasi desa, kata Andreas, yang mana pihak yayasan sendiri melakukan implementasi program di beberapa wilayah yang terbentur pada persoalan yang berulang pada saat terjadi bencana.

“Dalam riset kajian kami, korban bencana sampai terjadinya korban jiwa maupun juga difabel itu ternyata lebih banyak pada saat evakuasi. Jadi pada saat kejadian, mengambil korban dibawah ketempat yang paling aman dan diproses perjalanan atau mungkin pada saat penanganan pertama itu yang sering berdampak terhadap korban jiwa,“ kata Andreas.

Sehingga, lanjutnya, mereka merasa disetiap desa harus mempunyai pusat evakuasi, dimana telah menjadi tempat yang sudah diketahui oleh masyarakat untuk tempat berkumpul maupun tempat evakuasi khususnya bagi para penduduk desa yang rentan yang memang, membutuhkan tempat yang khusus.

Hingga pada akhirnya, lanjut Andreas, pihaknya memutuskan Desa Bangga menjadi salah satu pilot project dari tiga wilayah yang di identifikasi untuk menjadi prioritas.

“Mengapa demikian, karena pihak yayasan sendiri melihat bahwa ancaman bencana di daerah wilayah Dolo Selatan khususnya Desa Bangga, sangat rentan terjadi dan tak hanya gempa saja melainkan bencana banjir dan tanah longsor,“ ungkapnya.

“Waktu kami melakukan survei disini, kami mencari titik yang paling aman yang bisa mengantisipasi ancaman gempa, banjir dan juga dari longsor,“ tambahnya.

Pada saat itu masih di persoalkan tentang struktur tanah waktu kami masih mempersoalkan proses perizinan IMB dan kami masih melakukan tes uji sonde di tanah ini, “Hampir dua kali kami memastikan bahwa struktur tanah disini memang bisa disiasati dengan kontruksi tanah yang kami lakukan dan pada akhirnya kami mendapatkan perizinan untuk melakukan pembangunan diwilayah Desa Bangga ini,“ sahutnya lagi.

Sementara Bupati Sigi, Mohamad Irwan mengungkapkan, pembangunan kembali pasca bencana baik fisik dan non fisik, harus lebih baik dan lebih aman tidak hanya sekedar recovery. kesiagaan dan pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan merupakan hal yang sangat penting bagi wilayah pasca bencana seperti di Kabupaten Sigi.

“Tidak bisa dipungkiri, intensitas dan kompleksitas bencana di era modern ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian yang besar, serta sangat mengganggu aktifitas, dan produktivitas, baik untuk keberlangsungan dunia usaha
dan kehidupan bermasyarakat,“ kata Irwan.

Oleh karenanya, kerugian bencana merupakan urusan semua pihak dan pentingnya semua pihak memahami risiko dan berbagi peran dan tanggung jawab.

“Mengingat kerentanan, keterpaparan masyarakat dan potensi ancaman baik bencana, maka diperlukan satu momen untuk rekontruksi pembangunan rumah tahan gempa di wilayah kita yang rentan akan bencana,“ ujar Irwan.

“Tidak ada kata terlambat, sudah saatnya kita bersama-sama, memiliki kesadaran akan ancaman bencana yang selalu mengintai kita. bukan hanya bergerak ketika bencana itu datang tapi juga mengantisipasi kemungkinan bencana yang dapat datang kapan saja. sudah saatnya masyarakat sendiri, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana, memiliki kesiapsiagaan terhadap kesadaran bencana,“ pesannya.

Kegiatan yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan tersebut disaksikan Anleg DPRD Sigi, Hikmah Ladjidji dan Eliyanti, Pj. Kades Bangga, pihak Difabel, tokoh masyarakat dan tokoh adat serta seluruh warga Desa Bangga. (Kar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *