SIGI, Celebespos.com – Sejumlah masyarakat mengeluhkan Pelayanan Kesehatan tidak humanis di Puskesmas Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Salah satunya Pasien bernama Rafly, mengalami pelayanan kesehatan di Puskesmas Biromaru tidak sesuai prosedur.
Dilansir tribunpalu.com, Rafly mengatakan, kejadian tersebut terjadi beberapa hari yang lalu pada dirinya, saat mengantarkan istrinya yang sedang hamil ke Puskesmas Biromaru.
Kejadian saat dirinya mengantar istrinya pekan ke empat bulan September tahun 2022.
Rafly menuturkan, tak terima dan tega melihat saat istrinya dimarahi petugas kesehatan.
“Iya istri saya lagi hamil, saya sebagai suami tidak tega lihat istri saya digitukan. Semoga dalam hal ini bisa perbaiki pelayanannya. Minimal tambahkan spiker untuk panggil pasien karena kondisi ruangan yang berisik tidak memungkinkan pasien mendengar panggilan tanpa spiker,“ ungkap Rafly, Jumat (7/10/2022).
Dia pun meminta agar pelayanan di Puskesmas Biromaru khususnya dan secara umum diwilayah Kabupaten Sigi terkait pelayanan kesehatan segera diperbaiki.
“Yah intinya kami sebagai masyarakat cuma minta pelayanannya diperbaiki saja. Semoga dengan kejadian ini bisa ada perubahan yang lebih baik lagi kasian masyarakat kecil. Jangan cuma gara-gara pelayanan buruk jadi takut dan malas berobat ke puskes. Apalagi yang cuma sakit-sakit ringan tidak mungkin lansung ke rumah sakit pasti ke puskes dulukan,“ katanya.
Rafly pun meminta agar Puskesmas Biromaru membuka layanan kotak saran sehingga masyarakat dapat memberikan komplain terhadap pelayanan bisa direspon oleh pihak Puskesmas.
“Ada baiknya ada kotak saran, supaya saran dan komplen bisa lansung dikotak saran. Petugas Puskesmas juga bisa melihat apa semua saran dan komplenan masyarakat, Apa-apa saja yang kurang bisa diperbaiki lagi. Soalnya kami masyarakat mau komplen kemana lagi sementara di Puskesmas juga tidak ada kotak saran,“ imbaunya lagi.
Dia berharap dinas terkait dapat memfasilitasi Puskesmas untuk menggunakan speaker sehingga lebih memudahkan pasien.
“Semoga apa-apa yang dikeluhkan masyarakat bisa didengar di dinas terkait minimal spiker supaya petugas tidak kesusahan panggil teriak-teriak pasien. Sedangkan yang muda tidak dengar apalagi yang lansia“. pintanya. (Slm/Kar)













