PALU, Celebespos.com – Aplikasi Sigercep stunting dan e-pagasi merupakan capaian kinerja Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2022 dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Aplikasi Sigercep stunting dan e-pagasi berfungsi untuk melihat seberapa besar masalah-masalah terkait stunting yang ada di Sulawesi Tengah yang di launching pada tanggal 9 Juni 2022 lalu.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan pengukuhan pada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sulawesi Tengah yang sudah di SK kan oleh Gubernur pada tanggal 20 Januari 2022.
Kepala Dinas P2KB sendiri bertugas sebagai koordinator pada Bidang komunikasi perubahan perilaku dan pendampingan keluarga yang mana dalam tim tersebut Dinas P2KB menjabat sebagai sekretaris pelaksana tim TPPS.
Dalam penjelasan yang diberikan oleh Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (P2KB) Sulteng, Alfina A Deu mengatakan, Dinas P2KB melakukan inovasi dengan menghadirkan rumah cegah stunting di Kabupaten Donggala tepatnya di Desa Labuan yang mana dalam hal ini bekerja sama dengan LPPM Universitas Tadulako.
“Selain itu juga, sudah dilakukan beberapa kegiatan rapat koordinasi serta audiensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Morowali, Morowali Utara dan Kabupaten Poso,“ kata Alfina A Deu.
Dinas P2KB sebagai Sekretaris dalam tim TPPS, lanjutnya, melakukan beberapa kegiatan yang berkolaborasi dengan Bidang Koordinasi dan Konvergensi yang dalam hal ini di koordinatori oleh Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah yaitu dengan melakukan komitmen bersama terkait kampanye stunting yang dilakukan di Kabupaten Sigi.
“Dalam rancangan kinerja percepatan penurunan stunting, Dinas P2KB akan melalukan rapat koordinasi sesuai dengan fungsi yang sudah diamanahkan melalui SK Gubernur pada setiap Kabupaten serta melakukan program penguatan organisasi P2KB di Kabupaten. Selain itu, akan dilakukan rapat evaluasi terkait program yang telah dilakukan di Kabupaten serta melihat seberapa besar penyerapan anggaran yang digunakan baik secara fisik maupun non-fisik,“ sebutnya lagi.
“Adapun hambatan yang dialami oleh P2KB dalam kinerja percepatan penurunan stunting yaitu, belum adanya penganggaran untuk tim TPPS sehingga Dinas P2KB bekerja ekstra yang mana tugas dan fungsinya adalah mengkoordinasikan berbagai bidang yang ada didalam TPPS yaitu membuat laporan kepada pimpinan terkait dengan hal-hal yang sudah dilakukan oleh bidang-bidang lain,“ bebernya.
Tak hanya sampai disitu, kendala yang dialami oleh Dinas P2KB dalam percepatan penurunan stunting yaitu belum adanya laporan yang masuk pada setiap bidang, hal ini karena belum maksimalnya kinerja yang dilakukan akibat waktu yang singkat. Demikian ditegaskan Alfina A Deu. (Kar)