MOROWALI, Celebespos.com – Sekretaris Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC-HIPMI) Kabupaten Morowali, Jumadin Tararopo yang biasa disapa Adi, sindir soal peluang pengusaha lokal bisa pengaruhi keseimbangan Iklim investasi.
Melalui data yang dikeluarkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020, Pemerintah menetapkan bahwa Produsen Nikel terbesar di Indonesia berkedudukan di Morowali, Bahkan hingga tahun 2022, persentase produksi hiler nikel terus meningkat sehingga perlu ada pendampingan ekstra dari pemerintah daerah serta semua pihak terkait.
Mengingat hampir seluruh sektor meningkat dari investasi yang masuk penting ada aturan yang ketat agar kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat bisa tercapai terutama peluang dan kesempatan pengusaha daerah mendapatkan keuntungan dari investasi yang masuk.
“Selain PT. IMIP yang saat ini menjadi raja produsen Nikel dalam negeri, kurang lebih ada empat perusahaan lain yang lagi dalam tahapan perencanaan membangun pabrik smelter pengolahan dan pemurnian Nikel. Persepsi atas iklim usaha, harus dibuat seimbang dan fair antara pelaku usaha lokal dan luar sehingga tujuan peningkatan ekonomi masyarakat betul-betul tercapai,“ ucap Jumadin dalam rilis yang diteruskan ke redaksi media ini, Kamis (3/2/2022) waktu setempat.
Kolaborasi antara investor dan pengusaha lokal atau UMKM di daerah, kata dia, harus benar terealisasi guna menjaga kondisi lingkungan yang mempengaruhi terhadap tingkat risiko suatu investasi.
“Bagi UMKM, jika terakomodir dengan baik akan memacu kualitas produk serta membuka peluang UMKM untuk naik kela,“ Ujarnya.
Mendorong investasi, sambung Jumadin, amat penting untuk meningkatkan kapasitas perekonomian, sehingga menurutnya, perkembangan investasi di daerah perlu dukungan, guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu upaya dilakukan menjaga iklim investasi, dengan melibatkan pihak TNI dan Polri, untuk menjaga stabilitas keamanan agar selalu kondusif guna menarik minat investasi luar.
Sekretaris HIPMI ini juga menekankan, kesempatan itu jangan sampai dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan peluang pengamanan yang ada, apalagi sampai menakuti pelaku usaha untuk memuluskan bisnisnya, “Sementara ada aturan yang melarang oknum aparat TNI dan Polri tidak boleh ikut terlibat dalam bisnis, hal ini tercantum dalam Undang-Undang,“ sebutnya.
Motor penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah adalah investasi, salah satu cara menarik investasi ke daerah dengan jaminan keamanan, jadi kita butuh aparat TNI dan Polri harus ikut terlibat menjaga iklim investasi, apalagi Morowali, hanya keamanan saja yang perlu dijaga.
“Ada satu hal juga yang perlu saya tekankan khususnya di daerah Morowali, sebelumnya saya minta maaf kepada para penegak hukum namun ini hanyalah dilakukan oleh oknum nakal, perlu saya sampaikan, para oknum-oknum yang mengambil kesempatan jangan malah ikut merusak iklim investasi yang ada dengan menjalankan bisnis apalagi sampai mengintimidasi, atau malah menghalangi pelaku usaha lain untuk menjalankan usahanya dengan menjual nama pimpinannya. Semoga saja di Morowali tidak ada oknum seperti itu dan berharap, jika ada pak Kapolres dan pak Dandim Morowali, bisa menindak dengan tegas“. terang Jumadin. (Hen/Kar)