PALU, Celebespos.com – Kitab suci sebuah organisasi terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Hal ini ditegaskan langsung Ketua Panitia Pengarah Muktamar Besar XI Alkhairaat, KH. Husen Habibu di hadapan media di Kantor Sekretariat Muktamar Besar Alkhairaat Jalan Bakuku samping Radio Alkhairaat (RAL) Kota Palu, Rabu (20/9/2023) pagi.
“Jadi kami dikeluarga besar Alkhairaat bermuktamar atas perintah undang-undang dasarnya. Landasan ideologinya adalah AD/ART, maka seluruh keluarga besar baik Komwil, Komda yang kita kenal dengan Badan Otonomi Alkhairaat termasuk Wanita Islam Alkhairaat (WIA), Ikatan Alumni Alkhairaat, Persatuan Guru Alkhairaat dan lain-lain, harus bermuktamar,“seru Husen Habibu.
Husen Habibu mengatakan, tidak ada jalan lain Alkhairaat ini akan dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Saya sebagai tokoh masyarakat Kaili yang dititipkan oleh Guru Tua bahwa Alkhairaat ini dititipkan kepada masyarakat Kaili, maka kita wajib menjaga marwah Alkhairaat,“ ujarnya.
Imam Besar Masjid Raya Baiturrahim Lolu Palu ini membeberkan, para anak muda Kaili dan tokoh-tokoh masyarakat Kaili akan bergabung untuk menjaga marwah kitab perjuangan Habib Idrus Bin Salim Aljufri dibawah satu komando Ketua Utama Alkhairaat, Habib Syaikh Alwi Bin Saggaf Aljufri.
“Sebuah kesepakatan baru kami telah bentuk dan akan diresmikan pada saat Muktamar nanti yaitu Garda Alkhairaat. Ini kalau kita samakan, ibarat Banser. Garda ini di bentuk dimaksudkan untuk menjaga marwah guna mensukseskan Muktamar mendatang,“ kata dia.
Terkait peristiwa baliho penolakan Muktamar yang mengatasnamakan Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA) baru-baru ini, Husen Habibu menepik bahwa isu tersebut tidaklah benar.
“Terus terang saya salah satu bagian dari pendiri HPA dan ada tujuh orang pendiri didalamnya. Ini HPA sudah sepuluh tahun mati suri, selama ini tidak ada kegiatan tiba-tiba muncul baliho penolakan Muktamar. Setelah kita konfirmasi Ketua HPA Sigi, Syarif Latadano, bahwa dia tidak bertanggung jawab disitu dan tidak ada satupun dari mereka menolak Muktamar. Artinya tidak ada penolakan dilakukan, berarti itu ada penyusup alias provokator diluar sana,“ geramnya.
Olehnya itu, Husen Habibu pun meminta kepada pihak pemerintah dan pihak keamanan dalam hal ini TNI/Polri untuk terlibat menjaga keamanan bersama demi mensukseskan Muktamar Besar Alkhairaat XI tanggal 27-30 September 2023.