PALU, Celebespos.com – Praktik perpeloncoan dalam berbagai kasus seringkali melewati batas wajar. Dengan kata lain, dalam pelaksanaannya tidaklah sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, bahkan merugikan diri sendiri. Alih-alih mencapai tujuan, malah semakin jauh atau kontraproduktif dari tujuan.
Praktik perpeloncoan akan selalu datang dengan berbagai alasan. Sama seperti noda gelap dimuka yang tidak akan hilang jika tidak ada niat untuk membersihkannya.
Seperti halnya yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Kota Palu. Dugaan praktik perpeloncoan disertai kekerasan siswa/i baru di sekolah tersebut terjadi. Setidaknya, sudah ada beberapa perwakilan wali murid melaporkan kejadian ini.
“Selaku perwakilan salah satu orang tua murid saya tidak mau tertutup itu barang, karena memang saya anti hal-hal itu. Saat kejadian malam itu atau yang dikenal dengan istilah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2023/24, semua murid baik laki-laki maupun perempuan mengalami kejadian itu (perpeloncoan disertai dengan perundungan/kekerasan). Harinya saya lupa, cuman yang jelas kejadian itu terjadi antara dihari Jumat dan hari Sabtu, dan saya sayangkan hal-hal yang mereka (senior) lakukan itu diluar batas kewajaran. Anak saya dan anak-anak lainnya menjadi korban disitu. Artinya saya tidak akan bicara kalau anak saya pelaku (korban) didalamnya. Anak saya ini sejak dia masih kecil sampai sekarang saya tidak mau kalau dia berbohong ke saya (orang tua),“ ujar HP selaku orang tua murid (korban perpeloncoan) MAN IC Palu dalam keterangannya pada media ini, Minggu (10/9/2023) malam.
Dikatakan HP, saat dirinya melakukan kunjungan ke asrama pondok yang ada dilingkungan sekolah dihari Minggu (hari libur), anaknya berkata bahwa kejadian itu terjadi diwaktu tengah malam yang dilakukan oleh senior mereka.
“Didalamnya terjadi perundungan atau sejenis penekanan/intimidasi. Hal yang dialami anak saya ini luar biasa, mau sampai kapan hal ini terjadi. Jikalau masih terus terjadi maka sekolah ini mencetak anak-anak yang baru masuk ini untuk menjadi pembunuh ulang, artinya kasus ini turun temurun akan terus terjadi ditahun-tahun berikutnya. Saat saya melakukan kunjungan dihari libur, anak saya sempat mengalami sesak nafas,“ jelas HP saat menceritakan kejadian kronologis pada wartawan.
Diceritakan HP, saat itu kejadian dilakukan oleh senior terhadap junior mereka di waktu tengah malam yang kemudian setelah pagi harinya mereka dikumpul oleh guru asuh mereka. Anehnya, lanjut HP, mereka (anak saya) diberikan penekanan bahwa kejadian itu jangan sampai terekspos keluar.
“Cukup sampai disini saja, tidak usah disampaikan ke orang lain termasuk saya sebagai orang tua dan wali murid lainnya tidak usah disampaikan,“ geramnya.
Lebih parahnya lagi, kata HP, disekolah tersebut sudah ada kejadian siswa laki-laki yang mengalami patah tulang.
“Trauma yang ditimbulkan anak saya sebagai saksi sampai hari ini masih membekas. Bukan nanti kali ini baru terjadi, sebelumnya ditahun ajaran 2021/2022 ada siswa yang bernama Hayan Ibnu Akil yang merupakan keponakan saya, dan anak itu sudah keluar dari madrasah situ,“ akuinya lagi.
Selaku salah satu dari orang tua murid MAN IC Palu, HP pun menduga hal itu sudah dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya, hanya saja para orang tua/wali murid takut melaporkan ke pihak berwajib dikarenakan anak mereka akan dikeluarkan dari pihak madrasah tersebut.
“Semua yang dilakukan senior mereka tentunya diketahui oleh guru asuh mereka dan itu mungkin sudah masuk ditelinganya ibu Kamad (Kepala Madrasah), cuman hanya sampai begitu saja, tanpa ada tindaklanjut dari mereka. Dugaan kami selaku orang tua/wali murid seperti itu,“ bebernya.
Tak hanya sampai disitu, media ini coba mengkonfirmasi salah satu orang tua/wali murid yang anaknya terlebih dahulu mengalami hal-hal serupa ditahun-tahun sebelumnya.
“Mana tidak mau terulang, panitianya siswa yang tahun lalu rasa dipelonco. Kalau tahun depan panitia siswa yang tahun ini, pasti terulang lagi,“ kata wali murid Zf membenarkan hal serupa saat diwawancarai media ini Via WhatsApp beberapa waktu lalu.
“Bayangkan itu anak² panitia bikin acara injurid malam kayak tentara punya kegiatan, malam² dorang kasi mati lampu, gedor² pintu kamar,“ keluhnya.
Sementara Kepala MAN IC Palu Kepala MAN IC Palu, Mardiati Rosmah beberapa waktu lalu membantah peristiwa dugaan kekerasan perpeloncoan yang terjadi dilingkungan sekolah yang dipimpinnya.
“Disini tidak ada perpeloncoan. Karakter yang di bangun diseluruh karakter-karakter anak itu adalah karakter yang islami, sehingga jika terdapat hal-hal yang dianggap menyalahi sebuah aturan tersebut kami selalu memonitor diseputaran asrama,“ Kepala MAN IC Palu, Mardiati Rosmah didampingi Wakil Kepala Madrasah, Riskayati Latief, diruang kerjanya.
Dikatakan Kamad Mardiati Rosmah, beberapa sentuhan yang pihaknya jalankan yakni melalui wali kelas, guru asuh, pembina dan hal-hal lain yang pastinya akan selalu di awasi.
“MAN IC Kota Palu mengacu pada draft MoU (Memorandum Of Understanding) yang ada, dimana menjalankan sebuah visi yakni Madrasah yang ramah terhadap anak,“ ungkapnya.
Hal itu, kata dia, merupakan wujud komitmen untuk mewujudkan Madrasah yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
“Semua itu telah diaudit oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlingungan Anak (PPPA) RI beberapa waktu lalu“. tutupnya.